REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO — Hujan deras yang mengguyur Sri Lanka pada Ahad (6/6) telah membuat ratusan ribu warga di negara itu terkena dampak. Setidaknya 14 orang dilaporkan meninggal oleh Pusat Manajemen Bencana (DMC).
Dari 14 orang yang meninggal, lima orang meninggal dilaporkan dari Kegalle, yang terletak 88 kilometer dari ibu kota Kolombo. Sementara tiga orang dilaporkan meninggal dari Distrik Ratnapura.
Menurut data DMC, sebanyak 15.658 orang telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Hujan deras menyebabkan lebih dari 800 rumah rusak.
Sementara itu, Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan bahwa menyusul meningkatnya kekhawatiran, tidak ada ancaman minyak tungku dari tangki di Kilang Minyak Sapugaskanda tercampur ke Sungai Kelani di pinggiran Ibu Kota Colombo. Tangki berisi minyak tungku di kilang minyak sempat meluap akibat hujan lebat yang berlangsung sejak Sabtu (5/6).
Akibat cuaca buruk, Kementerian Kesehatan Sri Lanka menyebut program vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) di negara itu juga mengalami kemunduran. Wakil Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Hemantha Herath mengatakan kepada media lokal bahwa sementara peluncuran vaksinasi di distrik-distrik belum ditangguhkan, namun para pejabat tidak dapat melakukan 100 persen karena hujan lebat.
Departemen Meteorologi Sri Lanka dalam laporan cuaca terbarunya mengatakan bahwa penurunan hujan berat 150 mm dapat diperkirakan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terutama dari petir.