Selasa 08 Jun 2021 15:16 WIB

UEA Kirim 960 Ton Bantuan Medis dan Makanan ke Gaza

Pasokan ini diharapkan dapat mengurangi dampak krisis kemanusiaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ibrahim Al-Masri, 10, duduk untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021 , di Beit Hanoun, Jalur Gaza.
Foto: AP/John Minchillo
Ibrahim Al-Masri, 10, duduk untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021 , di Beit Hanoun, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Badan kemanusiaan Uni Emirat Arab (UEA), yakni the Emirates Red Crescent (ERC), telah mengirim 960 ton bantuan medis dan makanan untuk 20 ribu keluarga di Jalur Gaza pada Senin (7/6). Pasokan itu diharapkan dapat mengurangi dampak krisis kemanusiaan, terutama pascaperang 11 hari antara Israel dan Hamas pada Mei lalu.

Kantor berita UEA, Emirates News Agency (WAM), melaporkan, sebanyak 33 pengiriman bantuan disalurkan lewat pintu penyeberangan perbatasan Rafah. Menurut WAM, saat ini keluarga-keluarga di Gaza kekurangan makanan, obat-obatan, pakaian, dan bahan bangunan dasar. “UEA secara dekat mengikuti perkembangan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata WAM.

Baca Juga

Menurut Kementerian Perumahan Gaza, pertempuran yang berlangsung pada 10-21 Mei lalu telah menghancurkan 1.500 unit rumah. Sebanyak 1.500 unit rumah lainnya rusak dan tak dapat diperbaiki. Sementara 17 ribu bangunan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Seorang pejabat di Kementerian Perumahan Gaza menyebut biaya pembangunan kembali dapat mencapai 150 juta dolar AS.

Tak hanya bangunan, gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. Saat berpidato di Majelis Umum PBB bulan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut pertempuran terbaru Israel-Hamas di Gaza tak dapat diterima.

“Saya sangat terkejut dengan pemboman udara dan artileri yang terus berlanjut oleh Pasukan Pertahanan Israel di Gaza,” kata Guterres.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement