Selasa 08 Jun 2021 17:37 WIB

Karbon Dioksida di Atmosfer Capai Tingkat Tertinggi pada Mei

Pandemi Covid-19 tak menurunkan emisi CO2 meski ekonomi global sempat terhenti

Rep: Puti Almas/ Red: Gita Amanda
CO2 Ilustrasi.  Jumlah karbon dioksida di atmosfer pada Mei lalu dilaporkan mencapai tingkat tertinggi.
Foto: Google
CO2 Ilustrasi. Jumlah karbon dioksida di atmosfer pada Mei lalu dilaporkan mencapai tingkat tertinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah karbon dioksida di atmosfer pada Mei lalu dilaporkan mencapai tingkat tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) tidak menurunkan emisi CO2 secara keseluruhan meski ekonomi global terhenti selama berbulan-bulan.

Menurut data dari NOAA dan Scripps Institution of Oceanography yang dirilis pada Senin (7/6), karbon dioksida atmosfer mencapai rata-rata bulanan 419 bagian per juta pada Mei. Ilmuwan senior di laboratorium pemantauan global mengatakan ada sekitar 40 miliar metrik ton polusi CO2 ke atmosfer per tahun.

"Itu adalah gunung karbon yang kita gali dari Bumi, bakar dan lepaskan ke atmosfer sebagai CO2 tahun demi tahun. Jika ingin menghindari bencana perubahan iklim, prioritas tertinggi harus mengurangi polusi CO2 menjadi nol, secepat mungkin,” ujar Peter Tans, ilmuwan senior di laboratorium pemantauan global NOAA, dalam sebuah pernyataan, dilansir ABC News, Selasa (8/6).

NOAA dan Scripps telah mengukur tingkat CO2 dari Observatorium Mauna Loa sejak 1958. Dalam sebuah pernyataan, disebutkan  bahwa meski upaya untuk memerangi perubahan iklim dilakukan, peningkatan gas rumah kaca terus terjadi.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang paling melimpah di atmosfer, itu ditambahkan dari kegiatan seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik, pembakaran minyak untuk transportasi, kegiatan industri seperti manufaktur, pertanian dan deforestasi. NOAA mengatakan bahwa karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan peningkatan suhu rata-rata dan konsekuensi seperti naiknya permukaan laut, pengasaman laut, dan penurunan jumlah es Laut Arktik.

Mei biasanya menjadi bulan pengukuran CO2 tertinggi pada tahun ini karena musim semi dan musim panas di belahan Bumi utara berarti lebih banyak tanaman mulai menghilangkan CO2 dari atmosfer pada bulan-bulan berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement