REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Senin (7/6) telah menyuntikkan 857.000 dosis vaksin Covid-19 dan membuat rekor harian dalam upaya inokulasinya yang membuat tingkat vaksinasi menjadi 16,4 persen untuk dosis pertama. Hal itu disampaikan dalam data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), Selasa.
Sampai sekarang, peluncuran vaksin yang lambat karena kekurangan pasokan global dan penundaan pengiriman telah memperumit upaya Korea Selatan untuk mengatasi gelombang infeksi corona terbaru. Padahal sebelumnya negara itu mendapat pujian tahun lalu karena menggunakan pelacakan kontak yang agresif dan berteknologi tinggi untuk dengan cepat meredam wabah Covid-19.
Namun dengan dorongan inokulasi yang meningkat, pemerintah Korea Selatan pekan lalu menyampaikan harapan agar negara itu dapat memenuhi target vaksinasi untuk paruh pertama tahun ini dengan menginokulasi hingga 14 juta orang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Pemerintah berencana untuk memvaksinasi 70 persen dari 52 juta penduduk Korsel pada kuartal ketiga.
Vaksinasi dimulai dari guru taman kanak-kanak dan sekolah dasar selama liburan musim panas dengan maksud untuk mencapai kekebalan kelompok sebelum November 2021. Korea Selatan melaporkan 454 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi pada Senin (7/6) sehingga total Covid-19 negara itu menjadi 145.091 kasus, dengan 1.975 kematian.
Setengah dari kasus baru Covid-19 di Korsel disebabkan oleh pertemuan keluarga dan teman, menurut data pemerintah. Kasus infeksi baru harian telah bertahan dalam kisaran 400 hingga 700 selama beberapa pekan terakhir, yang membuat pemerintah mundur dari rencana untuk melonggarkan aturan jarak sosial.
Interaksi sehari-hari dengan keluarga, teman, dan rekan kerja di rumah dan tempat kerja termasuk di antara risiko utama penularan Covid-19, seperti halnya di tempat hiburan malam dan bar karaoke, kata KDCA. Pihak berwenang pada Senin menyarankan masyarakat untuk mengambil dua kali liburan dengan masa yang lebih pendek daripada satu liburan yang panjang.
Pihak berwenang Korsel juga mendorong perusahaan swasta dan publik untuk mengatur hari libur bagi karyawan dan memperpanjang musim liburan untuk mencegah keramaian di tempat-tempat wisata.