REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat perkeretaapian Pakistan mengatakan sedikitnya 63 orang tewas dalam tabrakan kereta di provinsi Sindh, Senin (7/6). Para pejabat setempat mengeluarkan dua daftar korban, termasuk 12 yang belum teridentifikasi.
Diprediksi korban dari kecelakaan kereta api itu terus bertambah seiring dengan pencarian dari tim penyelamat. “Kami khawatir lebih banyak orang akan meninggal,” ujar Wakil komisaris Distrik Ghotki Usman Abdullah, seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (8/6).
Kemudian lebih dari 100 orang terluka dalam tabrakan yang terjadi pada Senin (7/6) pagi di dekat kota Dharki di Ghotki, sekitar 440 km (273 mil) utara kota terbesar di Pakistan, Karachi. Pada Senin pagi, kereta Millat Express tergelincir dan beberapa menit kemudian kereta Sir Syed Express menabraknya.
Kedua kereta itu mengangkut lebih dari 1.000 penumpang. "Beberapa orang yang terluka berada dalam kondisi kritis,” kata Abdullah.
Alat berat tiba untuk membuka beberapa gerbong. Lebih dari 15 jam setelah kecelakaan itu, tim penyelamat dengan hati-hati memindahkan puing-puing saat mereka mencari siapa saja yang mungkin masih terjebak meskipun harapan memudar bagi para korban. Militer Pakistan mengerahkan pasukan, insinyur, dan helikopter untuk membantu.
"Ini adalah kecelakaan paling kolosal yang pernah saya lihat dalam sekitar 10 tahun pelayanan," kata insinyur kereta api Jahan Zeb.
Sementara itu juru bicara operator kereta api milik negara Syed Ijazul Hassan mengatakan operasi untuk menemukan korban dan mayat di reruntuhan telah selesai dan jalur akan dibuka kembali hari ini, Selasa (8/6). Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyatakan kesedihannya yang mendalam atas tragedi itu dan memerintahkan penyelidikan ke jalur keamanan kereta api.
Kecelakaan kereta api yang mematikan sering terjadi di Pakistan. Diduga itu terjadi karena rel yang dibangun sejak pemerintahan kolonial Inggris beberapa dekade lalu jarang diperbaiki.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan Millat Express melompati jalurnya. Bahkan Menteri Dalam Negeri Sheikh Rashid menyebut jalur tersebut itu berantakan dan sangat berbahaya. Rel kereta api di tempat kecelakaan itu sudah tua dan perlu diganti.