REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang petugas Kepolisian Metropolitan London, Inggris mengaku bersalah atas penculikan dan pemerkosaan Sarah Everard, Selasa (8/6). Perempuan berusia 33 tahun itu menghilang saat berjalan di London selatan pada Maret.
Wayne Couzens membuat pengakuan bersalah di Old Bailey atau pengadilan pidana pusat di London. Layanan Kejaksaan Crown Prosecution Service menyatakan, polisi itu juga dinilai bertanggunjawab membunuh Everard, tetapi belum diminta untuk mengajukan pembelaan atas tuduhan ini. Pria berusia 48 tahun itu akan hadir lagi di pengadilan pada 9 Juli.
Everard menghilang pada 3 Maret saat berjalan di Clapham, London selatan. Peristiwa tersebut mendorong pencarian polisi yang ekstensif di daerah tersebut. Jenazahnya akhirnya ditemukan lebih dari 50 mil dari tempat dia terakhir terlihat.
Couzens yang merupakan petugas polisi berperan melakukan tugas patroli berseragam di tempat ia ditangkap di Kent. Dia didakwa dengan penculikan dan pembunuhan Everard.
Kabar Everard yang menghilang mendorong ribuan perempuan di Inggris dan di seluruh dunia untuk berbagi pengalaman mereka sendiri tentang intimidasi atau pelecehan saat berjalan sendirian di malam hari. Banyak juga yang bertukar catatan tentang tindakan pencegahan yang mereka ambil untuk mencoba tetap aman saat berjalan sendirian.
Perempuan harus melakukan pencegahan dengan menggenggam kunci di antara buku-buku jari mereka, berpura-pura berbicara dengan seseorang di telepon, atau tidak memakai headphone di malam hari hanya untuk merasa aman di jalan. Dengan peristiwa Everard membuat para perempuan menyuarakan kemarahan dan frustrasi atas keamanan yang seharusnya semua orang bisa rasakan.