REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Kantor berita KCNA melaporkan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memimpin rapat Komisi Militer Pusat. Dalam pertemuan itu, Kim meminta militer meningkatkan kekuatannya.
Namun, dalam laporan yang dikeluarkan Sabtu (12/6) itu, KCNA tidak mengungkapkan detail rencana aktivitas militer. Pertemuan yang digelar Jumat (11/6) ini mendorong militer 'waspada tingkat tinggi' terhadap cepatnya perubahan situasi di Semenanjung Korea.
KCNA menambahkan, pertemuan itu juga membahas isu-isu organisasi, seperti pemecatan, pemindahan, dan penempatan sejumlah perwira militer. Mereka menambahkan, Kim membahas 'tugas-tugas penting' untuk membuat 'perubahan segar dalam keseluruhan kerja pertahanan nasional'.
Namun, kantor berita itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Rapat pleno Komite Partai Buruh Korea (PBK) yang berkuasa di Korut dijadwalkan digelar akhir Juni mendatang.
Sebelumnya, dilaporkan Kim mengalami penurunan berat badan. Situs NK News mengatakan dalam foto-fotonya yang terbaru, Kim terlihat lebih ramping dibandingkan pada akhir bulan April lalu ketika ia memimpin rapat PBK. "Di permukaan, turunnya berat badan tidak terlalu berarti, tapi dapat memberikan informasi lain yang dicari pengumpul data intelijen," kata petugas intelijen AS di Korea Selatan, Mike Brodka, seperti dikutip Chonsun Ilbo.
Spekulasi menyebutkan, Kim menderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah jantung yang disebabkan obesitasnya. Kakeknya, Kim Il-sung, dan ayahnya, Kim Jong-un, meninggal dunia karena stroke.