REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) akan mengumumkan rencana infrastruktur global baru pada Sabtu (12/6). Langkah ini sebagai tanggapan terhadap program belt and road intiative (BRI) milik China.
Pejabat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, negara itu juga akan mendorong para pemimpin G7 lainnya untuk bertindak nyata terhadap kerja paksa di China. Washington akan memasukkan kritik terhadap Beijing dalam komunike terakhir G7.
"Ini bukan hanya tentang menghadapi atau melawan China. Namun, sampai sekarang kami belum menawarkan alternatif positif yang mencerminkan nilai-nilai kami, standar kami dan cara kami melakukan bisnis," kata pejabat itu.
Pada Maret, Biden mengatakan telah menyarankan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin G7 bahwa negara-negara demokratis harus mengembangkan skema saingan masing-masing. Pejabat AS mengatakan sampai sekarang, Barat telah gagal menawarkan alternatif positif untuk melawan China.
Padahal program China dinilai kurangnya transparansi, minim standar lingkungan, dan tenaga kerja yang buruk, dan pendekatan paksaan. "Jadi besok kami akan mengumumkan 'membangun kembali dengan lebih baik untuk dunia,' sebuah inisiatif infrastruktur global baru yang ambisius dengan mitra G7 kami yang tidak hanya menjadi alternatif untuk B dan I (Belt and Road)," kata pejabat itu.