REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ram Babu pindah dari desanya ke ibu kota India, New Delhi pada 1980 untuk menjadi tukang cuci mobil. Tak lama kemudian, dia belajar mengemudi dan mendapat pekerjaan sebagai sopir bus wisata. Puluhan tahun kemudian, dia berhasil mendirikan perusahaannya sendiri Madhubani Tours and Travels.
Pada Maret 2020, karantina nasional yang ketat untuk memerangi pandemi virus corona membekukan aktivitas ekonomi dalam semalam. Bisnis Babu runtuh dan mengantar keluarganya kembali ke desa mereka.
“Sejak Maret tahun lalu, kami belum mendapatkan satu rupee pun. Ketiga bus saya tidak bergerak selama lebih dari setahun. Kami benar-benar hancur," kata Babu.
Ekonomi India berada di puncak pemulihan dari guncangan pandemi pertama ketika gelombang infeksi baru melanda negara itu. Gelombang kedua itu menginfeksi jutaan orang dan menewaskan ratusan ribu orang serta memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah.
Kasus-kasus sekarang berkurang, tetapi prospek bagi banyak orang India secara drastis lebih buruk. Kondisi tersebut akibat pekerjaan menghilang, pendapatan menyusut, dan ketidaksetaraan meningkat.