Ahad 13 Jun 2021 12:50 WIB

Serangan di Suriah Sasar Rumah Sakit, 18 Orang Meninggal

Konflik di Suriah telah menewaskan hampir 500.000 orang

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera Suriah
Foto: Wikipedia
Bendera Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan, bahwa penembakan di kota Afrin oleh pemberontak Suriah menyasar rumah sakit, Sabtu (12/6) waktu setempat. Akibat serangan itu, 18 orang tewas.

Observatorium yang berbasis di London itu mengatakan, seorang dokter, tiga staf rumah sakit, dua wanita dan dua anak meninggal di rumah sakit al-Shifaa. RS itu dipegang oleh pemberontak yang didukung Turki.

Baca Juga

Seorang komandan pemberontak juga tewas di rumah sakit. Observatorium juga menambahkan bahwa 23 orang terluka.

Seorang koresponden kantor berita Prancis, AFP, merekam gambar pekerja bantuan berhelm putih di halaman rumah sakit yang penuh dengan jasad. "Penembakan itu menargetkan beberapa daerah kota dan menghantam rumah sakit," kata direktur observatorium Rami Abdel Rahman seperti dilansir laman The Guardian, Ahad (13/6).

"Sebagian besar korban tewas dalam penembakan di rumah sakit," kata kelompok pemantau dalam sebuah pernyataan. Kelompok tersebut juga memperingatkan jumlah korban bisa meningkat lebih lanjut dengan beberapa yang terluka dalam kondisi kritis.

Tembakan artileri berasal dari provinsi Aleppo utara tempat milisi yang setia pada Iran dan rezim Suriah dikerahkan, di dekat zona yang dijalankan oleh pasukan Kurdi. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mengeluarkan pernyataan yang menyangkal keterlibatan dalam penembakan itu.

Wilayah itu, seperti semua wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Turki, secara teratur menyaksikan pembunuhan, pengeboman, dan penembakan yang ditargetkan. Penembakan rezim Suriah di daerah kantong Idlib yang dikuasai oposisi menewaskan 12 orang pada Kamis.

Serangan itu merupakan salah satu pelanggaran paling mematikan dari gencatan senjata 15 bulan. Konflik di Suriah telah menewaskan hampir 500.000 orang sejak dimulai pada 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement