REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Stasiun radio milik Hamas melaporkan pesawat Israel menggempur kamp pelatihan Palestina di Jalur Gaza pada Rabu (15/6). Serangan ini jadi serangan pertama Israel di wilayah kantong sejak gencatan senjata mengakhiri 11 hari pertempuran sengit pada Mei lalu.
Militer Israel belum mengomentari laporan tersebut, yang muncul setelah ada peluncuran balon-balon api dari Gaza pada Selasa (15/6). Menurut dinas pemadam kebakaran Israel, balon-balon itu memunculkan 20 titik kebakaran di lapangan terbuka di dekat perbatasan.
Hamas mengancam akan bereaksi menanggapi pawai bendera Israel pada Selasa melalui Yerusalem Timur. Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennett, mengatakan, pada masa lalu bahwa Pemerintah Israel seharusnya tidak bersikap memaklumi terhadap aksi peluncuran balon-balon api dan harus melakukan aksi balasan jika Hamas menembakkan roket ke Israel.
Belakangan, militer Israel membenarkan bahwa pesawat-pesawat mereka menggempur kompleks bersenjata Hamas di Jalur Gaza pada Rabu sebagai aksi balasan atas peluncuran balon-balon api dari wilayah tersebut. Peluncuran balon api itu menimbulkan sejumlah titik kebakaran di lapangan di Israel selatan.
Melalui pernyataan, militer Israel mengatakan bahwa pihaknya "siap untuk semua skenario, termasuk pertempuran baru dalam menghadapi tindakan teroris berkelanjutan yang berasal dari Gaza". Serangan itu berlangsung setelah pawai nasionalis Israel di Yerusalem Timur, yang membuat rakyat Palestina geram.