Rabu 16 Jun 2021 23:29 WIB

Tingkat Obesitas Anak Meningkat di India

obesitas pada masa kanak-kanak sedang meningkat di India

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Anak Obesitas
Anak Obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Anak-anak di India terus menjadi kelompok usia yang terkena dampak gelombang kedua pandemi Covid-19. Laporan baru menemukan bahwa anak-anak di India kelebihan berat badan. Sebagian besar menjalani gaya hidup yang buruk dan menunjukkan tingkat kesehatan dan kebugaran yang buruk.

Sebuah survei yang dilakukan Sportz Village Schools pada anak-anak Delhi itu mengungkapkan lebih dari 51 pesen anak-anak memiliki BMI yang tidak sehat, yang berarti setiap satu dari dua anak menderita kebiasaan gaya hidup buruk, dan mungkin kelebihan berat badan.

Tidak hanya obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama selama masa Covid-19, obesitas pada masa kanak-kanak juga terkait dengan banyak gangguan mengkhawatirkan di tahun-tahun berikutnya. Yang juga memprihatinkan adalah bahwa obesitas pada masa kanak-kanak sedang meningkat di India, rumah bagi jumlah anak obesitas tertinggi kedua di dunia.

Dilansir Times of India pada Selasa (15/6), statistik menunjukkan bahwa antara 6-8 persen anak sekolah di India menderita beberapa bentuk obesitas, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat signifikan. Ada banyak alasan mengapa anak-anak mengalami obesitas, mulai dari gaya hidup hingga genetika dan hormon. Ada juga sejumlah faktor risiko yang meningkatkan risiko anak terkena obesitas, misalnya keturuan, diet, kurang olahraga, kontrol nutrisi yang buruk, status sosial ekonomi, obat-obatan tertentu, perbanyak makan di rumah.

Namun, penyebab paling mendesak di balik obesitas anak adalah gaya hidup mereka, yang sangat berubah selama bertahun-tahun, dan paling terpengaruh pandemi Covid-19. Anak-anak duduk di depan layar, tanpa olahraga atau aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan fisik atau mental mereka.

Anak-anak obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan serius seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan trigliserida, penyakit kandung empedu, osteoartritis, penyakit jantung koroner, diabetes tipe-2, stroke, masalah pernapasan, gangguan emosional, sleep apnea, masalah tulang dan sendi, serta beberapa masalah lainnya, misalnya kanker.

Terlepas dari komplikasi kesehatan itu, anak-anak obesitas dapat diejek, diintimidasi, dan diolok-olok karena berat badan mereka. Hal itu dapat mempengaruhi citra diri anak, kepercayaan diri, dan meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Kita semua telah mendengar bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, karena itu lebih baik mencegah obesitas anak daripada menangani komplikasinya. Ada perubahan tertentu yang dapat dilakukan seseorang yang dapat mencegah obesitas pada masa kanak-kanak, misalnya, perbanyak konsumsi buah dan sayur, berikan contoh untuk anak-anak, kebersihan tidur, hadiahi anak-anak dengan hal-hal selain makanan, bantu mereka menjaga hubungan yang sehat dengan makanan.

Sebagai orang tua, tugas Anda membantu anak selama proses ini. Anda tidak dapat mengharapkan mereka mengubah kebiasaan, tanpa mengubah kebiasaan Anda. Anak-anak mengikuti orang tua, dan jika Anda ingin anak Anda mengubah perilaku mereka, Anda perlu menunjukkan kepada mereka bagaimana melakukannya.

Anda harus menjadi panutan menunjukkan bagaimana menjalani gaya hidup sehat dan memilih alternatif yang bergizi. Anda harus menciptakan lingkungan yang sehat di rumah, dan tidak mengkritik berat badan anak Anda, membuat mereka merasa buruk. Lakukan pemeriksaan rutin agar Anda dapat mengetahui masalahnya sebelum menjadi berbahaya. Cara-cara itu tidak hanya mencegah obesitas pada masa kanak-kanak, tetapi juga mengatasi masalahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement