REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pertemuannya pada Rabu (16/6) dengan sejawatnya dari Amerika Serikat (AS) berlangsung secara "konstruktif" dan "substantif."
Pada konferensi pers di Jenewa, Putin mengatakan Joe Biden dan dirinya membahas masalah stabilitas strategis, keamanan global, konflik regional, perdagangan dan kerja sama di wilayah Arktik.
Dia juga mengumumkan bahwa kedua negara telah sepakat untuk mengembalikan duta besar ke ibu kota masing-masing negara.
Dubes Rusia Anatoly Antonov dipanggil ke negaranya setelah pernyataan "pembunuh" oleh Biden, kini akan kembali ke Washington, sementara Dubes AS John Sullivan juga akan kembali ke Moskow.
Mengenai hal itu, Putin mengatakan presiden AS telah menjelaskan komentar itu selama percakapan telepon, dia pun menambahkan bahwa dirinya "puas" dengan penjelasan itu. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia dan Departemen Luar Negeri AS akan memulai konsultasi mengenai seluruh masalah diplomatik antara kedua negara.
"Kementerian Luar Negeri memulai konsultasi di seluruh kompleks di jalur diplomatik. Tampak bagi saya bahwa kedua belah pihak bertekad untuk mencari solusi," kata Putin.
Presiden Rusia menekankan bahwa Moskow dan Washington memikul "tanggung jawab khusus" untuk stabilitas global sebagai dua negara nuklir terbesar.
Dia memuji keputusan Biden yang "bertanggung jawab" untuk memperluas Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START), serta langkah-langkah selanjutnya dalam pengendalian senjata yang akan dibahas oleh pihak diplomatik kedua negara dengan keterlibatan badan-badan terkait.
Area lain di mana Rusia dan AS setuju untuk mengadakan konsultasi tambahan adalah keamanan siber, ungkap dia.