Kamis 17 Jun 2021 13:19 WIB

Militer Bakar Desa di Myanmar Tengah

Insiden ini menyebabkan dua lansia terbakar hingga meninggal dunia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.
Foto: EPA/STRINGER
Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Militer membakar sebuah desa di Myanmar tengah setelah bentrokan dengan pasukan kelompok etnis. Insiden ini menyebabkan dua lansia terbakar hingga meninggal dunia.

Televisi pemerintah MRTV melaporkan, kebakaran terjadi di Kin Ma, sebuah desa yang berpenduduk sekitar 800 orang di wilayah Magway pada Selasa (15/6). Setelah insiden kebakaran itu, sekitar 200 rumah telah menjadi abu dan hanya 30 rumah yang masih utuh.

Baca Juga

Kobaran api cukup besar terekam oleh sistem pelacakan api satelit NASA pada Selasa pukul 21.52 waktu setempat. Penduduk desa, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pasukan keamanan membakar desa setelah menghadapi lawan kudeta dan setidaknya dua orang tewas.

Seorang sukarelawan berusia 32 tahun yang membantu orang-orang yang terlantar dari desa mengatakan dua orang yang tewas adalah penduduk lanjut usia. Mereka tidak dapat melarikan diri dari rumah mereka selama kebakaran.

Sukarelawan mengatakan beberapa orang kembali ke desa pada Rabu (15/6) dan menemukan jenazah lansia tersebut. Sebagian besar penduduk desa tetap bersembunyi di hutan terdekat.

Foto-foto dan video yang diambil setelah kebakaran di Kin Ma menunjukkan kabut asap tipis di atas desa. Selain itu, tampak papan kayu yang terbakar, lembaran logam, batu bata, dan panci masak berserakan. Sementara ada beberapa pohon yang tersisa dan beberapa foto menunjukkan bangkai hewan.

"Laporan bahwa junta telah membakar seluruh desa di Magway dan membunuh penduduk lanjut usia, menunjukkan sekali lagi bahwa militer terus melakukan kejahatan yang mengerikan dan tidak menghargai rakyat Myanmar,” kata kedutaan Inggris di Myanmar, yang mengutip duta besar Dan Chugg.

Kecaman Barat terhadap pemerintah militer telah berkembang atas penggunaan kekuatan terhadap lawan-lawannya. Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa dan ASEAN tidak dapat mengambil sikap bersatu yang akan memberikan lebih banyak tekanan pada para pemimpin kudeta.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan pasukan keamanan telah membunuh sekitar 865 warga sipil sejak kudeta. Hingga berita ini diturunkan, junta militer belum memberikan komentar terkait insiden kebakaran di desa Kin Ma.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement