Cina mengirim tiga orang astronautnya dalam misi antariksa berawak Shenzou-12. Ini adalah misi ketiga dari total 11 misi yang direncanakan Cina untuk pembangunan stasiun luar angkasa mereka, Tiangong alias Istana Surga. Dari 11 misi tersebut, empat di antaranya merupakan misi antariksa berawak.
Di bawah hamparan langit biru nan cerah, roket Long March-2F Y12 yang mengangkut tiga astronaut tersebut meluncur dari pusat peluncuran Jiuquan di Gurun Gobi di barat laut China, pada Kamis (17/06) pagi waktu setempat.
Pemilihan waktu peluncuran misi berawak Shenzou-12 bertepatan dengan akan tibanya peringatan 100 tahun partai komunis Cina tanggal 1 Juli mendatang. Ini juga merupakan misi berawak pertama yang dikirimkan lagi Beijing ke luar angkasa setelah misi serupa jeda selama 5 tahun.
Lakukan eksperimen dan persiapkan modul stasiun
Para astronaut, yang sudah mengenakan pakaian luar angkasa, terlihat melambaikan tangan kepada petugas dan pejabat militer setempat sebelum memasuki lift yang membawa mereka naik ke dalam roket.
Adalah Nie Haisheng (56), Liu Boming (54), dan Tang Hongbo (45) yang akan akan tinggal selama tiga bulan di modul utama Tianhe yang telah diluncurkan akhir April lalu. Mereka akan melakukan eksperimen, perawatan, dan mempersiapkan stasiun untuk dua modul lagi - Wentian dan Mengtian - yang dijadwalkan akan diluncurkan tahun depan.
Nie yang merupakan penduduk asli provinsi Hubei tengah dan mantan pilot angkatan udara, akan memimpin misi tersebut. Dia akan menjadi astronaut tertua Cina yang melakukan misi penerbangan ke luar angkasa.
"Ini akan menjadi penerbangan berawak pertama dalam fase (konstruksi) stasiun ruang angkasa, dan saya beruntung dapat menjadi yang pertama," kata Nie kepada wartawan sehari sebelum peluncuran.
Roket meluncur pada pukul 09.22 pagi waktu setempat. Setelah 10 menit roket mencapai orbit, pesawat ruang angkasa pun terpisah dari roket. Momen ini disambut tepuk tangan meriah di ruang kendali di Bumi.
Rampung pada tahun 2022
Stasiun luar angkasa baru Cina nantinya akan memiliki ukuran yang nyaris sama dengan stasiun antariksa Skylab milik AS yang beroperasi tahun 1970-an dan Mir milik Rusia yang mengorbit Bumi dari 1980-an hingga 2001. Stasiun luar angkasa diperkirakan akan berada di orbiter rendah antara 400 dan 450 kilometer di atas Bumi selama sekitar 15 tahun.
Stasiun ruang angkasa berbentu huruf T itu, jika selesai dibangun akan memiliki bobot lebih dari 90 ton, dengan ukuran sekitar seperempat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Proyek konstruksi orbital itu diharapkan rampung pada 2022.
rap/as (AP, AFP)