REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Korea Selatan (Korsel) berencana memberikan dua jenis vaksin Covid-19 kepada 760 ribu warganya, Jumat (18/6). Hal itu dilakukan karena adanya penundaan pengiriman vaksin dari Covax.
Sebanyak 760 ribu warga Korsel terkait telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca. Namun karena pengiriman 835 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Covax tertunda hingga Juli atau lebih lambat, mereka bakal ditawarkan untuk menggunakan Pfizer sebagai vaksin dosis kedua.
Bulan lalu, Korsel mengatakan akan melakukan uji klinis tentang pencampuran dua dosis vaksin Covid-19 yang berbeda, yakni antara Pfizer dan AstraZeneca. Sejauh ini mereka telah melakukan uji coba pada 100 petugas kesehatan guna memeriksa pembentukan antibodi serta efek kekebalan lainnya.
Di luar Korsel, beberapa negara, termasuk Kanada dan Spanyol, telah menyetujui pencampuran dua dosis vaksin Covid-19 yang berbeda. Hal itu didorong oleh kekhawatiran munculnya kasus pembekuan darah langka terkait penggunaan vaksin AstraZeneca.
Spanyol telah memulai penelitian dengan memberikan vaksin Pfizer sebagai dosis kedua kepada orang yang telah menerima AstraZeneca. Sejauh ini hasilnya diklaim aman dan efektif.