Baran Bozoglu, kepala Asosiasi Penelitian dan Kebijakan Perubahan Iklim, mengatakan anggaran tahunan sebesar USD100 miliar yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 untuk mendukung negara-negara yang paling membutuhkan, harus ditingkatkan.
“Sayangnya, sulit untuk mengatakan bahwa KTT G7 cukup berhasil dalam memerangi perubahan iklim,” kata dia, seraya menambahkan bahwa hasil KTT G20 yang akan digelar di Italia pada 30-31 Oktober mendatang menjadi lebih penting.
Orang-orang dan institusi menggencarkan upaya untuk perubahan iklim dan berharap pada peningkatan anggaran tahunan pada KTT G7.
“Namun, ini tidak pernah terjadi dan tidak ada rincian tentang bagaimana USD100 miliar ini akan diberikan,” tambah Bozoglu.
Menekankan bahwa KTT G20 akan lebih penting untuk aksi iklim, dia menegaskan bahwa masalah keuangan iklim perlu lebih diperjelas dalam KTT G20 di Italia.
Meninggalkan penggunaan batu bara dan tidak berinvestasi di pembangkit listrik termal adalah salah satu perkembangan positif dari KTT G7.
Para partisipan dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim mencapai kesepakatan untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai masa depan rendah karbon yang berkelanjutan pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris pada 12 Desember 2015.
Perjanjian Paris, yang didefinisikan sebagai "jembatan antara kebijakan saat ini dan netralitas iklim sebelum akhir abad ke-21," berupaya memperkuat respons global terhadap ancaman perubahan iklim dengan menjaga suhu global agar tidak naik di atas 2 derajat Celcius hingga abad berikutnya, dan untuk mengejar upaya pembatasan kenaikan suhu hingga 1,5 derajat C jika memungkinkan.