REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Varian virus corona delta atau jenis B.1.617.2 yang pertama kali terlihat di India telah menyebar luas di AS. Namun kini, ada varian lain yang mulai berkembang di beberapa bagian AS yakni varian gamma.
Ahli epidemiologi untuk negara bagian Washington, Scott Lindquist, menjelaskan varian virus ini juga membuatnya terjaga semalaman. Salah satunya adalah varian Gamma, juga dikenal sebagai P.1, yang menyebar cepat mendominasi di Brasil.
"Saya sangat prihatin dengan P.1," kata Lindquist dilansir CNN, Sabtu (19/6).
Menurut Lindquist, ia telah melihat kasus varian gamma di seluruh negara bagian, khususnya di Washington timur, yakni negara bagian dengan tingkat vaksinasi yang rendah. "Saya sangat prihatin dengan peran P.1. Ini telah meningkatkan persentasenya di negara bagian tersebut," ujarnya.
Sejauh ini, tidak ada varian yang paling umum yang menunjukkan banyak kemampuan untuk menghindari efek vaksinasi penuh. Namun beberapa telah menunjukkan kemampuan, baik di laboratorium maupun di kehidupan nyata, untuk menginfeksi kembali orang yang pulih dari infeksi virus corona alami dan menginfeksi orang yang baru divaksinasi sebagian.
Akan tetapi orang yang divaksinasi lengkap memiliki respons kekebalan yang kuat dan luas yang seharusnya menjaga dari varian virus, para ahli vaksin telah sepakat.
Gamma diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Variant of concern menunjukkan bukti peningkatan penularan, penyakit yang lebih parah, efektivitas antibodi yang lebih rendah, efektivitas pengobatan yang lebih rendah, atau masalah diagnostik, menurut CDC.
Menurut pelacak varian CDC, Gamma telah terdeteksi di setiap negara bagian di mana CDC memiliki informasi varian. Per data pelacakan terbaru, prevalensi Gamma lebih besar dari 15 persen di beberapa wilayah, termasuk barat dan timur laut.
Philip Chan, konsultan direktur medis di Departemen Kesehatan Rhode Island, mengatakan meskipun strain yang dominan di negara bagian tersebut masih varian Alpha, yang juga dikenal sebagai B.1.1.7 dan pertama kali diidentifikasi di Inggris, varian Gamma umum di Rhode Island.
"Jika Anda melihat tren dari waktu ke waktu, apa yang kami lihat selama beberapa pekan terakhir sekitar 20 persen dari semua varian adalah varian Gamma dan itu tetap stabil selama beberapa pekan terakhir," katanya.
Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat Kalifornia, Gamma menyumbang 10 persen dari semua spesimen yang diurutkan pada Mei, dan telah meningkat di semua wilayah Kalifornia.
Di Illinois, Gamma menyumbang lebih dari 25 persen varian berurutan, menurut data kesehatan negara bagian. Menurut data NowCast dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, prevalensi Gamma di AS terus meningkat sejak pertengahan Maret.