REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (18/6) mengatakan bahwa komunitas internasional gagal melewati ujian pandemi virus corona dengan baik.
Dewan Keamanan PBB baru menempatkan krisis kesehatan terbesar dalam sejarah dalam agendanya 100 hari setelah wabah meletus, kata Erdogan dalam pidato pembukaannya di Forum Diplomasi Antalya yang berlangsung tiga hari di selatan Turki.
Dia mendesak para pemimpin dunia untuk tidak membiarkan tren nasionalisme vaksin terus berlanjut dan semua pihak tidak mengulangi kesalahan yang sama saat pandemi berlangsung. Erdogan juga menggarisbawahi bahwa wabah Covid-19 telah "mempertajam ketidakadilan" di dunia.
Sejak Desember 2019, pandemi telah merenggut lebih dari 3,84 juta jiwa di 192 negara dan wilayah, dengan lebih dari 177,5 juta kasus dilaporkan di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.