REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut tak memiliki rencana untuk bertemu dengan presiden baru Iran Ebrahim Raisi. Sebelumnya, Raisi pun menyatakan hal serupa.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan salah satu alasan mengapa Biden tak berencana menemui Raisi karena pembuat keputusan utama di Teheran adalah dan tetap pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Psaki pun menyinggung tentang negosiasi tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang tengah berlangsung di Wina, Austria.
Psaki mengatakan para perunding telah menyelesaikan putaran keenam pembicaraan. Saat ini Gedung Putih menunggu perkembangannya. “(Kami) menantikan untuk melihat ke mana arahnya,” ujar Psaki pada Senin (21/6).
Sebelumnya Ebrahim Raisi mengisyaratkan dia tidak akan bertemu dengan Joe Biden. Hal itu termasuk jika Washington memenuhi tuntutan Teheran dalam negosiasi untuk menghidupkan kembali JCPOA.
Dalam konferensi pers perdananya pada Senin, Raisi ditanya apakah dia bersedia bertemu dengan Biden untuk menyelesaikan perselisihan antara AS dan Iran jika Washington mencabut sanksi terhadap Teheran dan memenuhi tuntutannya negara terlebih dulu. Raisi menjawab dengan “tidak”.
Dia mendesak AS kembali ke kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan mencabut semua sanksi terhadap Iran. “Semua sanksi yang dijatuhkan kepada Iran harus dicabut dan diverifikasi oleh Teheran,” katanya dikutip dari laman Al Arabiya. Raisi menegaskan kembali posisi Iran bahwa program rudal balistik dan dukungannya terhadap milisi regional tidak dapat dinegosiasikan.