Ahad 27 Jun 2021 07:44 WIB

Teror Berpisau di Jerman Menyasar Perempuan

Tersangka yang mengamuk dihentikan ketika polisi menangkapnya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, WUERZBURG -- Pihak berwenang di Jerman sedang menyelidiki alasan seorang pria melakukan serangan dengan pisau di kota Wuerzberg pada Jumat (25/6). Peristiwa ini menewaskan tiga perempuan dan melukai serius lima perempuan lainnya.

Presiden polisi regional Gerhard Kallert, pria itu pergi ke dapur sebuah toko dan bertanya kepada asisten letak penjualan pisau berada. Dia mengambil pisau dan menikam dan membunuh pramuniaga dan dua perempuan lagi di toko.

Kallert menceritakan, pelaku kemudian melukai lima perempuan lainnya dengan serius, serta melukai seorang anak, di bank dan di jalan. Dia terpojok oleh orang yang lewat sebelum polisi menembaknya di paha.

Polisi menemukan telepon dan pamflet dengan pesan kebencian selama pencarian di tempat penampungan tunawisma, tetapi masih mengevaluasinya. Kallert menambahkan bahwa belum jelas apakah tersangka sengaja menargetkan perempuan.

Kepala polisi Martin Wilhelm mengabarkan salah satu yang terluka masih berjuang untuk hidupnya, sementara dua telah keluar dari rumah sakit.  Warga meletakkan bunga dan lilin di luar toko sebagai tanda berduka bagi korban. 

Para pejabat mengatakan, tersangka yang mengamuk dihentikan ketika polisi menangkapnya ini adalah seorang imigran Somalia berusia 24 tahun yang memiliki masalah kesehatan mental di masa lalu. Seperti kebiasaan di Jerman, pemerintah tidak menyebutkan nama pelaku. 

Menteri Dalam Negeri regional Joachim Herrmann mengatakan pejabat menganggap tersangka bertindak sendiri. Namun, masih menyelidiki keberadaan ada motif agama dalam serangan itu.

Herrmann mengutip seorang saksi yang mengatakan bahwa sebelum memulai aksinya, tersangka telah meneriakkan "Allahu akbar".  "Indikasi radikalisasi, dalam hal ini Islamisme, dan masalah psikologis tidak serta merta mengesampingkan satu sama lain ... ini harus menjadi subjek penyelidikan lebih lanjut," katanya.

Tersangka telah tinggal di Wuerzburg sejak 2015, momen ketika Jerman membuka perbatasannya. Keputusan ini membuat lebih dari satu juta migran dan pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan masuk ke negara itu. 

Dia terdaftar tinggal di sebuah fasilitas bagi para tunawisma dan telah dua kali tahun ini menjalani perawatan psikiatri wajib. Menurut jaksa Wolfgang Gruendler, dia sekali setelah berkelahi dengan sesama penghuni yang melibatkan pisau tetapi tidak ada cedera.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement