REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru mempertimbangkan untuk mewajibkan kembali penggunaan masker. Daerah-daerah dengan tingkat kewaspadaan Covid-19 tinggi menjadi sasaran utama kebijakan tersebut.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan peningkatan kasus Covid-19 di Australia menyebabkan gangguan signifikan di negaranya. “Munculnya varian Delta dan risiko yang ditimbulkan pada trans-Tasman bubble, berarti sudah waktunya mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk kotak peralatan kami dan mengurangi risiko penyebaran Covid di Selandia Baru," ucapnya pada Senin (28/6).
Australia dan Selandia Baru mulai menerapkan konsep travel bubble pada 19 April lalu. Keduanya menyepakati perjalanan bebas karantina pertama dalam hampir 1,5 tahun.
Sejak Sabtu (26/6) pekan lalu, koridor perjalanan bilateral itu ditangguhkan. Hal itu menyusul ditemukannya kasus Covid-19 pada seorang turis Australia di Selandia Baru. Penangguhan diterapkan selama tiga hari.
Ardern mengatakan menghentikan kebijakan tanpa karantina perjalanan trans-Tasman dengan Australia diperlukan untuk menghindari peningkatan kasus baru Covid-19. Sebab hal itu dapat membawa Selandia Baru ke pembatasan sosial lebih lanjut.