REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kapal Perang Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda-367 (SIM) yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB dan Kapal Perang Turki memberikan pelatihan kepada angkatan Laut Lebanon.
Dalam keterangan persnya pada Minggu, pelatihan yang diberikan yakni 'Advance MIO (Maritime Interdiction Operatio) Integration Training yang berlangsung pada 23 hingga 25 Juni lalu.
Komandan KRI SIM Letkol Laut (P) Abdul Haris mengatakan jenis latihan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan command centre, unsur patroli, dan satuan radar.
"Sehingga diharapkan Angkatan Laut Lebanon mampu mengamankan wilayah laut mereka dengan baik tanpa bantuan dari PBB," jelas Abdul Haris dalam keterangan resminya pada Minggu.
Dalam puncak rangkaian kegiatan latihan pada Jumat, KRI SIM menggandeng kapal perang Turki TCG Heybeliada F-511 untuk melaksanakan latihan bersama “Seamanex”(Sea Maneuvering Exercise) dengan melibatkan LNS Sour yaitu Kapal Perang Angkatan Laut Lebanon di perairan Laut Mediterania.
"Pada kesempatan latihan puncak tersebut KRI SIM juga melaksanakan operasi Helikopter AS 565 MBE PANTHER(HS-4206), yaitu melaksanakan Air MIO sebagai kepanjangan mata dan tangan KRI melaksanakan patroli perairan Laut Mediterania," jelas dia.
"Latihan tersebut tidak kami sia-siakan dengan menunjukkan kemampuan terbaik secara profesional dengan mengutamakan zero accident terutama di tengah situasi pandemi Covid-19," tambah dia.
Menurut dia, latihan ini sejalan dengan perintah Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana (TNI) Yudo Margono untuk terus mengasah kemampuan dan mengasah naluri bertempur sebagai prajurit.