Selasa 29 Jun 2021 02:12 WIB

Pandemi Covid-19 Pengaruhi Perubahan Desain Kantor

Sejumlah perusahaan mengubah desain kantor demi menyesuaikan dengan kondisi pandemi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Sejumlah perusahaan mengubah desain kantor demi menyesuaikan dengan kondisi pandemi. (ilustrasi)
Foto: treehugger.com
Sejumlah perusahaan mengubah desain kantor demi menyesuaikan dengan kondisi pandemi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pandemi Covid-19 tak dipungkiri telah mengubah cara masyarakat bekerja. Work from home (WFH) atau bekerja di rumah sudah menjadi istilah populer saat ini.

Kendati demikian, banyak pula perusahaan memutuskan mendesain ulang tata letak kantornya. Hal itu guna memberi kenyamanan dan keamanan kepada para pegawai yang tak dapat WFH. Memperbaiki sistem sirkulasi udara dan merenggangkan jarak meja merupakan contoh langkah yang diambil.

Baca Juga

Steelcase, sebuah perusahaan furnitur kantor yang berbasis di Grand Rapids, Michigan, mengungkapkan penelitiannya menunjukkan setengah dari perusahaan global merencanakan desain ulang besar-besaran ruang kantor mereka tahun ini. "Tahun ini membuat Anda berpikir, mungkin bahkan lebih mendasar daripada sebelumnya, 'Hei, mengapa kita pergi ke kantor?'" kata Natalie Engels, kepala desain di Gensler, sebuah firma arsitektur.

Steelcase juga melakukan perubahan. Ia membagi salah satu lobinya menjadi ruang pertemuan nyaman berbagai ukuran dan dipisahkan partisi yang dipenuhi tanaman.

Namun tidak semua perusahaan melakukan perubahan. Menurut Engels, hal itu memang tak perlu dilakukan. Dia memberi tahu para kliennya untuk mengingat apa yang berhasil dengan baik dan tidak sebelum pandemi.

Terlepas dari hal itu, banyak perusahaan mencari cara baru untuk membuat karyawan merasa aman dan semangat di kantor. Hal itu terutama karena krisis tenaga kerja yang membuat perekrutan menjadi lebih sulit. Perusahaan makanan Ajinomoto, misalnya, merombak desain kantor pusat barunya di luar Chicago tahun lalu.

Sejak Mei 2020, karyawan Ajinomoto kembali bekerja secara langsung. Guna memberi rasa aman, lorong gedung tempat mereka beraktivitas diperlebar. Panel kaca dipasang di antara bilik. Untuk meningkatkan kesehatan mental pekerja, Ajinomoto mengubah area kerja yang direncanakan menjadi ruang relaksasi.

Di area tersebut terdapat spa dan kursi relaksasi. Alunan musik bernada tenang turut diputar. "Mungkin ini berlebihan, tapi mungkin memberikan kenyamanan bagi mereka yang memiliki sensitivitas untuk kembali ke lingkungan kerja secara langsung," kata Wakil Presiden Eksekutif Ajinomoto Amerika Utara Ryan Smith.

Menurut Smith, 40 persen dari desain kantor pusat Ajinomoto Amerika Utara berubah karena pandemi Covid-19. Manajer rekanan untuk proyek dan penjualan di Ajinomoto, Shobha Surya, mengaku memperoleh energi baru dari ruangan relaksasi yang disediakan kantornya.

"Kantor memberi Anda keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah. Anda lebih fokus di sini dan tidak ada gangguan," kata Surya. Dia pun mengaku senang dapat bekerja dengan rekan-rekannya lagi.

Meski berisiko, menurut survei yang dilakukan perusahaan arsitektur SmithGroup, hal yang paling dirindukan karyawan tentang pekerjaan kantor adalah bersosialisasi dan berkolaborasi. Perusahaan berusaha mendorong hubungan itu dengan membangun hub sosial bagi karyawan.

Beberapa perubahan kantor mencerminkan komitmen baru untuk pekerjaan hibrida. Valiant Technologies, perusahaan yang menyediakan dukungan teknologi untuk bisnis, mengizinkan karyawannya bekerja terutama di rumah. Namun ia meminta para pegawainya memesan meja ketika hendak berkantor.

Valiant Technologies telah menyisihkan deretan meja dan memberi lebih banyak ruang di antara yang tersisa. Papan ketik, mouse, dan headset karyawan disimpan di loker. Rekan penjualan Valiant, Megan Quick, mengapresiasi perusahaannya karena mengizinkannya kembali ke kehidupan kantor bulan ini.

"Kami membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi kembali. Valiant membiarkan kami mengatur langkah kami untuk kembali membuat saya merasa aman," kata Quick.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement