REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengatakan solusi politik adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Suriah.
Hal itu sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan resolusi internasional lainnya yang relevan. Pernyataan tersebut disampaikan saat berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri tentang Suriah atas undangan bersama Amerika Serikat (AS) dan Italia di Roma pada Senin (28/6).
“Menlu Arab Saudi menekankan pentingnya konsensus internasional untuk menghentikan penderitaan manusia dari rakyat Suriah, dan untuk mencapai solusi krisis penyeberangan perbatasan, serta memastikan aliran bantuan internasional kepada mereka yang pantas mendapatkannya,” kata Saudi Press Agency dalam laporannya.
Pangeran Faisal pun meminta pihak lain tidak mempolitisasi masalah kemanusiaan di Suriah dan tak mengabaikan kebutuhan kemanusiaan rakyat di sana. Sebab pengabaian terhadap hal demikian dapat menumbuhkan organisasi teroris serta ideologi ekstremis.
“Tidak adanya kemauan internasional yang efektif untuk menyelesaikan krisis Suriah berkontribusi pada peluang bagi beberapa pihak untuk menerapkan proyek ekspansionis, sektarian, dan demografis yang bertujuan mengubah identitas Suriah, dan menandai perpanjangan krisis Suriah serta efek regional dan internasionalnya,” kata Pangeran Faisal.
Sejak 2011 Suriah dilanda perang sipil. Konflik masih berlangsung hingga saat ini. Peperangan yang berkecamuk di negara tersebut menyebabkan sedikitnya 400 ribu orang tewas. Lebih dari 7,6 juta warga terlantar dan kehilangan tempat tinggal. Kemudian lebih dari 4 juta lainnya mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa dan Amerika.