REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (30/6) mendesak otoritas Israel untuk mengakhiri penghancuran properti Palestina yang sedang berlangsung di Yerusalem Timur.
"Guterres benar-benar prihatin dengan penghancuran yang terus berlanjut," kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan di markas besar PBB di New York.
"Dia, sekali lagi, mengulangi seruannya kepada otoritas Israel untuk mengakhiri pembongkaran dan pengusiran, sejalan dengan kewajiban Israel di bawah hukum kemanusiaan internasional dan hak asasi manusia internasional," tambah Dujarric.
Seruan itu datang satu hari setelah pasukan Israel menghancurkan sebuah toko dan apartemen di lingkungan Silwan, Yerusalem Timur.
Pihak berwenang Israel mengatakan dua bangunan di lingkungan al-Bustan dan al-Suwayeh itu diratakan karena tidak mempunyai izin bangunan.
Pembongkaran tersebut telah memicu bentrokan antara warga Palestina yang marah dan polisi Israel yang menembakkan tabung gas air mata dan peluru berlapis karet untuk membubarkan pengunjuk rasa. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 13 petugas medis terluka selama kekerasan tersebut.
Warga Palestina menuduh Israel melakukan kebijakan pembongkaran rumah di lingkungan Silwan, sebelah selatan kompleks Masjid al-Aqsa, dalam upaya mengusir penduduk Arab demi pemukim Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, Jawad Siam, direktur Wadi Hilweh Center, memperingatkan bahwa sekitar 8.000 orang berisiko dideportasi langsung atau tidak langsung dari Silwan baik melalui pembongkaran rumah mereka atau melalui proyek pemukiman.”