REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Pakistan telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi anak-anak di zona konflik, khususnya Jammu dan Kashmir yang dikuasai India.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang ditujukan ke DK PBB, Munir Akram, perwakilan tetap Pakistan untuk PBB, mengatakan pasukan India sengaja menargetkan anak-anak dengan senjata api.
“Tidak ada realitas suram yang lebih nyata daripada di IOJK [Jammu dan Kashmir yang diduduki India] hari ini. Lebih dari 300 warga Kashmir tak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam operasi militer India," kata Akram pada Rabu.
Sebelumnya, pada Selasa, Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyuarakan keprihatinan atas pelanggaran HAM di Jammu dan Kashmir dan mendesak pemerintah India untuk menghentikan penggunaan senjata terhadap anak-anak.
“Saya menyerukan kepada pemerintah [India] untuk melindungi anak-anak, termasuk menyetop penggunaan senjata, memastikan bahwa anak-anak tidak ada kontak apa pun dengan pasukan keamanan, dan mendukung Deklarasi Sekolah Aman dan Prinsip-prinsip Vancouver,” ujar dia saat menyampaikan laporan tentang anak dan konflik di DK PBB.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyambut baik laporan PBB dan memuji upaya Guterres untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh India di Kashmir.
“Pakistan menegaskan kembali bahwa penargetan warga Kashmir tanpa pandang bulu telah menyebabkan korban luka bahkan korban jiwa, yang merupakan pelanggaran nyata terhadap HAM dan hukum humaniter," kata kementerian di Twitter.
Islamabad juga mendesak masyarakat internasional untuk membantu anak-anak yang tertindas di Kashmir, sambil mendesak New Delhi untuk segera menghentikan kebijakannya yang bertentangan dengan kewajibannya sendiri di bawah hukum internasional.
Ikuti Whatsapp Channel Republika