REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Presiden Tayyip Erdogan membela keputusannya menarik Turki dari Perjanjian Internasional Perlindungan Perempuan atau Konvensi Istanbul. Erdogan menyampaikan pembelaan diri usai dikritik dunia Barat dan didemo kelompok perempuan Turki.
"Beberapa kalangan mencoba menggambarkan penarikan kami dari Konvensi Istanbul sebagai langkah mundur dalam perjuangan kami melawan kekerasan terhadap perempuan," kata Erdogan dalam pidatonya di Ankara sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (1/7).
Erdogan memastikan bahwa penarikan itu bukan berarti pemerintahannya berhenti melindungi perempuan. "Perjuangan kami tidak dimulai dengan Konvensi Istanbul dan tidak akan berakhir dengan penarikan kami dari perjanjian itu," katanya.
Konvensi Istanbul, yang ditandatangani pada tahun 2011, mengikat para penandatangannya untuk mencegah dan menuntut kekerasan dalam rumah tangga serta mempromosikan kesetaraan. Erdogan mengumumkan penarikan Turki dari perjanjian itu pada Maret 2021 karena lebih memilih menggunakan undang-undang Turki sendiri untuk melindungi perempuan.
Pengadilan menolak permohonan untuk membatalkan penarikan itu. Penarikan Turki dari perjanjian tersebut berlaku efektif Kamis (1/7). Walhasil, ribuan orang Turki, terutama perempuan, turun ke jalan untuk memprotesnya.
Penarikan Turki dari Konvensi Istanbul juga mendapat kecaman dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Bahkan, para kritikus menyebut penarikan itu telah membuat Turki semakin tidak sejalan dengan Uni Eropa.