Jumat 02 Jul 2021 20:05 WIB

Warga Kanada Beri Penghormatan ke Anak Korban Pembantaian

Massa berbaju oranye menyatakan solidaritas dan belasungkawa untuk First Nations

Red: Nur Aini
Puluhan ribu warga Kanada memperingati Hari Kanada yang jatuh pada 1 Juli dengan turun ke jalan-jalan mengenakan kemeja oranye.
Puluhan ribu warga Kanada memperingati Hari Kanada yang jatuh pada 1 Juli dengan turun ke jalan-jalan mengenakan kemeja oranye.

 

REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Puluhan ribu warga Kanada memperingati Hari Kanada yang jatuh pada 1 Juli dengan turun ke jalan-jalan mengenakan kemeja oranye.

Baca Juga

Aksi berkabung itu diadakan sebagai penghormatan untuk anak-anak pribumi korban pembantaian yang jasadnya ditemukan di halaman sekolah-sekolah Kanada. Lebih dari 10 ribu orang berkumpul di Ontario, dan pawai berlangsung di Montreal, Thunder Bay, dan kota-kota lainnya.

Massa juga berkerumun di Parliament Hill, Ottawa, meneriakkan "Kanada Memalukan!" dan "Kami mengecam genosida!" Istilah 'genosida' digunakan oleh Perdana Menteri Justin Trudeau untuk menggambarkan pembantaian massal anak-anak pribumi sejak tahun 1820-an.

Secara keseluruhan, 139 sekolah perumahan pribumi Kanada didirikan di seluruh negeri, yang terakhir ditutup pada 1996. Sekitar 150 ribu anak penduduk asli Kanada (First Nations) diambil dari orang tua mereka dan dipaksa untuk belajar di sekolah-sekolah itu. Tujuannya adalah untuk menanamkan budaya kulit putih sedari kecil.

First Nations adalah masyarakat adat yang dominan di Kanada terdiri dari 600 suku Pribumi yang menempati Kanada sebelum penduduk Eropa datang.

Dalam lima pekan terakhir, sebanyak 1.148 jasad telah ditemukan di tiga bekas sekolah itu, yang memicu unjuk rasa besar-besaran pada Kamis.

“Temuan mengerikan di bekas sekolah perumahan British Columbia dan Saskatchewan telah mendesak kami untuk merenungkan kegagalan sejarah negara kami dan ketidakadilan atas masyarakat adat di Kanada,” kata Trudeau.

"Sebagai orang Kanada, kita harus jujur ​​dengan diri kita sendiri tentang masa lalu kita," lanjut dia.

Pada Kamis, Trudeau menemui Phyllis Webstad, seorang penyintas pembantaian dari Sekolah St. Eugene di British Columbia, di mana 182 kuburan tak bernama ditemukan pekan ini. Webstad adalah pendiri Orange Shirt Society dan pelopor Orange Shirt Day. Dia berkeliling Kanada menceritakan pembantaian mengerikan itu.

Menurut Webstad, dia mengenakan kemeja oranye saat hari pertama di sekolah yang kemudian dilucuti darinya. Dia berusia enam tahun saat itu.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/puluhan-ribu-warga-kanada-beri-penghormatan-terakhir-ke-anak-anak-korban-pembantaian/2292274
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement