REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Kesehatan Afghanistan Wahid Majroh melaporkan infeksi jamur mematikan yang dikenal sebagai jamur hitam yang pertama kali muncul pada pasien COVID-19 India telah terdeteksi di Afghanistan, Sabtu (3/2). Dilansir dari AP, Ahad (4/7), kondisi ini semakin mempersulit pemerintah yang berada di tengah gelombang ketiga virus korona.
Afghanistan telah mencatat satu kematian akibat jamur. Majroh mengatakan, kondisi tersebut pun telah terdeteksi pada dua pasien lainnya.
Orang jarang memakai masker dan tidak ada jarak sosial di Afghanistan. Kondisi ini membuat jumlah kasus baru terus meningkat, dengan 1.272 kasus baru dalam 24 jam terakhir dan 92 kematian.
Tingkat pengujian di Afghanistan pun hampir 4.000 per hari. Sejak pandemi dimulai tahun lalu, Afghanistan telah mencatat 124.757 kasus dan 5.199 kematian meskipun angka tersebut diyakini lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Kementerian Kesehatan pun telah menambah ratusan tempat tidur baru untuk peningkatan pasien di Kabul. Namun tingkat kapasitasnya hampir 100 persen.
Negara ini juga kekurangan oksigen dan warganya yang miskin kadang-kadang menunggu berhari-hari untuk mengisi tabung oksigen di beberapa pabrik produksi di Kabul.
Dengan kondisi yang terus memburuk, Afghanistan baru 2,5 persen dari lebih dari 36 juta warga yang telah divaksinasi. Negara tersebut telah berjuang untuk menerima vaksin yang dijanjikan di bawah skema COVAX yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kondisi jamur hitam pertama kali muncul di India dan menarik perhatian global. Masalah ini pun kini mulai dilaporkan di luar India, seperti Mesir dan Inggris.
Infeksi jamur hitam disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai mucromycetes yang dapat membunuh orang yang sistem kekebalannya lemah. Ketika spora terhirup, ia menyerang paru-paru dan sinus, sebelum menyebar ke wajah dan otak.
Orang yang memiliki penyakit kronis lalu positif Covid-19 lebih rentan terkena mukormikosis atau jamur hitam. Sistem kekebalan tubuh yang semakin melemah juga menjadi pemicu utama kasus ini. Kebanyakan orang dapat melawan infeksi jamur, namun sistem kekebalan yang lemah atau penyakit bawaan membuat risiko terkena menjadi tinggi.