Senin 05 Jul 2021 14:04 WIB

Lembaga Kesehatan NHS Terima Anugerah Tertinggi Ratu Inggris

George Cross merupakan penghargaan pahlawan sipil tertinggi di Inggris

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ratu Inggris, Elizabeth II
Foto: AP
Ratu Inggris, Elizabeth II

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratu Elizabeth II memberikan anugerah George Croas kepada Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS). George Cross merupakan penghargaan pahlawan sipil tertinggi.

Ratu memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kehadiran dan layanan yang diberikan NHS selama 73 tahun, termasuk selama pandemi Covid-19.

Baca Juga

Penghargaan kehormatan itu diberikan secara kolektif dua kali sebelumnya, dan hanya diberikan satu kali oleh ratu. Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan penghargaan itu adalah simbol rasa terima kasih bangsa.

"Staf NHS telah merawat kami dan teman serta keluarga kami di garis depan pandemi selama lebih dari setahun, dan saya telah menyaksikan keberanian mereka secara langsung," ujar Johnson.

 

"Saya tahu seluruh Inggris mendukung saya dalam memberikan penghormatan dan berterima kasih atas semua yang telah dilakukan NHS untuk kami, tidak hanya pada tahun lalu, tetapi sejak awal," kata Johnson menambahkan.

NHS didirikan pada 1948 sebagai pusat reformasi sosial setelah Perang Dunia Kedua. NHS memiliki misi untuk menyediakan perawatan kesehatan universal komprehensif yang didanai negara.

Kepala Eksekutif NHS Simon Stevens mengatakan, penghargaan itu mengakui keterampilan, kasih sayang, dan ketabahan staf di seluruh layanan dalam menanggapi pandemi terburuk dalam satu abad. "Dalam menghadapi kesulitan, kami telah melihat kerja tim yang luar biasa, tidak hanya di seluruh NHS tetapi melibatkan ratusan ribu sukarelawan, jutaan penjaga, pekerja kunci, dan masyarakat Inggris," ujarnya.

George Cross pertama kali diberikan secara kolektif kepada orang-orang Malta pada 1942 oleh ayah Ratu Elizabeth II, Raja George VI. Penghargaan juga diberikan kepada Royal Ulster Constabulary oleh Ratu Elizabeth II pada 1999. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement