REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perusahaan raksasa farmasi asal Prancis, Sanofi, mengatakan vaksin Covid-19 akan tersedia pada Desember 2021. Kabar ini akan meyakinkan mereka yang skeptis untuk mendapatkan vaksinasi sendiri.
Dibuat dalam kemitraan dengan GlaxoSmithKline (GSK) dari Inggris, vaksin ini menggunakan protein rekombinan untuk memicu respons kekebalan. Ini adalah teknologi yang sama yang digunakan dalam salah satu vaksin flu musiman Sanofi.
"Ini adalah teknologi yang paling efisien setahun yang lalu, sebelum mRNA," kata ketua Sanofi France, Olivier Bogillot, dilansir rFI pada Selasa (6/7).
Messenger RNA (mRNA) adalah teknologi perintis yang digunakan dalam vaksin Covid-19 global terkemuka yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna. Sanofi telah memulai uji coba fase tiga pada vaksinnya yang menggunakan adjuvant – zat yang membantu meningkatkan respons kekebalan. Uji coba fase dua menunjukkan respons antibodi yang tinggi pada semua kelompok usia dewasa.
Bogillot tetap optimis vaksin Sanofi akan tetap berguna baik di Prancis maupun di seluruh dunia. Meskipun kedatangannya terlambat di pasaran karena empat vaksin telah disetujui oleh Badan Obat Eropa.
"Kita harus mencapai tingkat kekebalan kolektif yang sangat tinggi dengan kedatangan varian. Saat ini, hanya 20 persen populasi dunia yang divaksinasi," ujar Bogillot.
Menteri Perindustrian Prancis, Agnès Pannier-Runacher, mengatakan vaksin itu bisa menjadi kunci untuk meyakinkan jutaan orang Prancis yang masih enggan untuk divaksinasi. "Ada dukungan kuat untuk vaksin buatan Prancis … itu psikologis. Saya tidak bisa menjelaskannya, tapi itu benar," ujar Pannier-Runacher.
"Jika vaksin ini dapat berkontribusi untuk membuat orang Prancis divaksinasi, maka itu lebih baik," sebut Pannier-Runacher.
Lebih dari 24 juta orang atau 36 persen dari populasi telah divaksinasi penuh di Prancis. Vaksin Sanofi-GSK, yang lebih murah dan lebih mudah disimpan daripada para pesaingnya, akan membutuhkan dua dosis awal diikuti dengan suntikan booster.