REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani pada Selasa (6/7) menyalahkan Taliban atas pertumpahan darah dan penghancuran yang brutal.
Berbicara pada rapat Kabinet, Ghani mengatakan tidak ada "kesepakatan rahasia" atau penyerahan pemerintah kepada Taliban yang sedang dipertimbangkan.
“Ketika AS mengumumkan rencana keluarnya, saya telah mengatakan bahwa Pakistan dan Taliban harus mengambil keputusan mereka. Mereka memilih untuk (melakukan) perang,” ujar dia.
Presiden Afghanistan menambahkan bahwa bangsanya sekarang akan melawan Taliban setelah pemberontak dan pendukungnya memilih perang daripada perdamaian. Kabul telah lama menuduh Pakistan mendukung gerilyawan Taliban, tuduhan yang ditolak oleh Islamabad.
"Kami hidup dengan bermartabat, sekarang saatnya untuk keberanian, tekad, dan kebanggaan," kata Ghani seperti dikutip dari kantor kepresidenan.
Berjanji merebut kembali 14 distrik yang hilang dari Taliban, Hamdullah Mohib, penasihat keamanan nasional Afghanistan, mengatakan angkatan udara yang kewalahan setelah penarikan AS adalah alasan jatuhnya banyak distrik seperti itu dalam beberapa minggu terakhir.
Dia mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa 14 distrik yang hilang telah direbut kembali dari Taliban dan sisa daerah yang hilang juga akan diambil kembali sebagai upaya untuk merampingkan dan mengkonsolidasikan Angkatan Udara Afghanistan mendapatkan momentum.
“Minggu depan, kami akan menerima tujuh helikopter militer lagi dari AS, yang akan semakin memperkuat angkatan udara kami,” ujarnya.
Menurut Kementerian Pertahanan Afghanistan, 261 Taliban tewas dan 206 lainnya terluka dalam operasi kontra-terorisme dalam 24 jam terakhir. Di pihak mereka, Taliban pada Selasa mengklaim merebut lima distrik lagi di provinsi Nimroz, Badakhshan, Badghes, dan Baghlan.
Setelah penarikan AS, Taliban melakukan serangan besar-besaran secara nasional yang menguasai lebih dari 50 distrik ketika Pasukan Keamanan dan Pertahanan Afghanistan mengklaim mengalahkan lebih dari 100 pemberontak dalam operasi kontra-terorisme setiap hari.