REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Otoritas berwenang Rusia menyatakan tim penyelamat menemukan jenazah 19 korban kecelakaan pesawat di Timur Jauh. Pesawat Antonov An-26 yang membawa 28 orang jatuh Selasa (6/7) kemarin.
Pesawat itu mengalami kecelakaan dekat tujuannya Kota Palada di wilayah Kamchatka. Tampaknya kecelakaan terjadi saat pesawat tersebut berusaha mendarat di cuaca buruk.
Pada Selasa malam tim penyelamat menemukan sisa puing-puing di tebing pantai dan laut. Operasi pencarian dan penyelamatan sempat dihentikan hingga Rabu (7/7) pagi karena lokasi kecelakaan sulit diakses saat gelap.
"Jenazah pertama sudah diambil dari (dalam air)," kata Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov pada kantor berita Taas.
Media Rusia melaporkan dari enam awak dan 22 penumpang pesawat tidak ada yang berhasil selamat. Juru bicara pemerintah Kamchatka mengatakan kepala pemerintah Palana Olga Mokhireva salah satu penumpang pesawat tersebut.
Solodov mengatakan Rabu ini sekelompok pejabat pemerintah termasuk Menteri Transportasi Vitaly Savelyev akan mengunjungi Palana. Pemerintah Kamchatka mendeklarasikan hari berkabung selama tiga hari.
Pemerintah mengatakan keluarga para korban akan menerima uang senilai 3,5 juta rubel termasuk kompensasi dari maskapai, asuransi dan subsidi dari pemerintah regional. Pada 2018 pesawat Antonov An-28 milik Kamchatka Aviation Enterprise jatuh di daerah pegunungan saat terbang di rute yang sama dengan pesawat yang jatuh Selasa kemarin.
Dari 14 orang di dalam pesawat 10 di antaranya meninggal dunia. Tass melaporkan kandungan alkohol dalam darah dua pilot yang termasuk korban tewas dalam kecelakaan itu tinggi.