REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Irak mengatakan dalam 24 jam terakhir diplomat dan pasukan AS di Irak dan Suriah menjadi target serangan tiga roket dan drone. Itu termasuk serangan 14 roket yang menghantam pangkalan udara yang ditempati pasukan AS.
Penembakan roket ke pangkalan udara militer itu melukai dua orang prajurit AS. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Pakar yakin gelombang serangan-serangan yang mengincar pasukan AS di Irak dan Suriah ini dilakukan oleh milisi-milisi bersenjata yang didukung orang. Kelompok milisi Irak yang didukung Iran berjanji membalas serangan udara AS ke perbatasan Irak-Suriah bulan lalu yang menewaskan empat orang anggota mereka.
Pada Kamis (8/7), juru bicara koalisi AS Kolonel Angkatan Darat Wayne Marotto mengatakan dua orang terluka ringan dalam serangna roket ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak. Roket-roket tersebut mendarat di pangkalan udara itu dan sekitarnya. Sebelumnya, ia mengatakan serangan itu melukai tiga orang.
Pejabat pemerintah AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan dua orang yang terluka adalah prajurit AS. Satu orang pingsan dan satu lagi terkena sayatan kecil.
Sumber keamanan Irak mengatakan Kamis pagi tadi dua roket ditembakan ke dalam Kedutaan Besar AS di Baghdad yang terletak di Zona Hijau. Sistem anti-roket kedutaan berhasil menghalau satu roket. Roket kedua jatuh di Zona Hijau.
Suara sirene bergaung dari dalam komplek kedutaan yang berada di dalam Zona Hijau. Komplek gedung-gedung pemerintahan dan misi diplomatik.