REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY — New South Wales melaporkan lonjakan kasus Covid-19 terbesar pada Kamis (8/7), di tengah menyebarnya varian Delta yang sangat menular di negara bagian Australia tersebut. Terdapat 38 kasus lokal terbaru yang naik dari 27 hari sebelumnya.
Ibu Kota Sydney di negara bagian itu juga tengah bersiap melaksanakan karantina wilayah (lockdown) ketiga. “Angka kasus sedang tinggi. Tolong hindari kontak dengan rumah lain dan kunjungan keluarga dan teman karena ini tidak diizinkan,” ujar Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian, dilansir The Strait Times, Kamis (8/7).
Dari seluruh kasus di New South Wales, ada 26 yang dalam isolasi. Sementara, 11 lainnya menghabiskan waktu di komunitas dan satu kasus sedang diselidiki.
Total kasus Covid-19 secara menyeluruh mendekati 400 di tengah wabah terbesar pada tahun ini di New South Wales. Kasus pertama tahun ini terdeteksi lebih dari tiga pekan lalu pada pengemudi mobil yang mengangkut awak maskapai pesawat luar negeri.
Perintah tinggal di rumah yang ketat telah diberlakukan di Sydney, kota terbesar di Australia dan rumah bagi seperlima dari 25 juta penduduk negara itu, sejak 26 Juni selama dua pekan membatasi pergerakan orang dan membatasi pertemuan. Aturan diperpanjang pada Rabu (7/7) hingga 16 Juli.
Perpanjangan pembatasan dilakukan setelah pembatasan gagal mengurangi penyebaran. Para pejabat menemukan infeksi baru terkait dengan pertemuan ilegal dan orang-orang yang melanggar aturan jarak sosial.
Lockdown sekitar enam juta warga Australia selama liburan sekolah merupakan pukulan bagi industri pariwisata domestik. Kondisi ini sekali lagi menunjukkan keterbatasan strategi pemerintah dalam mencoba menghilangkan penularan virus di masyarakat.
Sementara ekonomi seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk dibuka, perbatasan internasional Australia sebagian besar tetap tertutup untuk non-penduduk dan kelompok kasus Covid-19 yang relatif kecil membuat perjalanan domestik menjadi sulit.
Seiring dengan semakin banyaknya varian Delta ditemukan dari sistem karantina hotel nasional, peluncuran vaksin yang lamban disalahkan atas gangguan yang sedang berlangsung. Berejiklian telah meminta Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk meningkatkan peluncuran vaksinasi yang lambat, di mana sejauh ini hanya terlihat 26 persen warga Australia yang menerima suntikan pertama mereka.