REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY - Kepala intelijen Korea Selatan (Korsel) dikabarkan tengah mempersiapkan kemungkinan kunjungan Paus Fransiskus ke Korea Utara (Korut). Hal ini dilaporkan oleh kantor berita Katolik yang terkait dengan Vatikan pada Rabu (7/7) waktu setempat.
Jika benar terjadi, kunjungannya akan menjadi yang pertama oleh seorang paus ke negara tertutup itu. Korut tidak mengizinkan para imam ataupun pendeta ditempatkan secara permanen di sana.
Negara Korut yang tertutup tidak menginformasikan tentang berapa banyak warganya yang beragama Katolik. Korut juga tidak menjelaskan kepada dunia bagaimana mereka mempraktikkan iman mereka.
Fides, agensi resmi dari Pontifical Mission Societies, mengatakan direktur Badan intelijen Korsel Park Jie-won membuat pengumuman kunjungan Paus ke Korut dalam sebuah Misa di Mokpo, Korsel pada Senin lalu. Park dikatakan berbicara di hadapan peserta Misa bahwa dia akan bertemu dengan Uskup Agung Gwangju Mgr Kim Hee-jung dan duta besar Vatikan untuk Korsel, Uskup Agung Alfred Xuereb, untuk membahas kemungkinan kunjungan kepausan ke Pyongyang.
Pada Kamis (8/7), seseorang yang menjawab panggilan ke gereja tempat Park berbicara mengonfirmasi kehadirannya. Namun ia tidak mengonfirmasi komentarnya soal rencana kunjungan itu.
Badan intelijen di Seoul belum secara terbuka mengonfirmasi komentar Park. Pada 2018, Presiden Korsel Moon Jae-in secara lisan menyampaikan undangan dari pemimpin Korut Kim Jong-un kepada paus Fransiskus. Kim dan Moon telah bertemu sebulan sebelumnya.
Pejabat Vatikan mengatakan setelah itu undangan tertulis resmi akan dipertimbangkan. Namun hingga kini belum jelas apakah ada undangan yang datang sejak saat itu.
Mereka mengatakan paus, yang telah mengajukan banyak permohonan untuk pemulihan hubungan antara kedua Korea, akan mempertimbangkan perjalanan dalam kondisi tertentu jika itu dapat membantu perdamaian.
Paus sedang memulihkan diri dari operasi usus di rumah sakit Roma. Dia dijadwalkan mengunjungi Slovakia dan Hongaria pada September. Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan ini adalah satu-satunya perjalanan yang sedang dipertimbangkan kini.