REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mencabut larangan atas penerbangan charter atau privat ke Mesir pada Kamis (7/7). Keputusan ini diambul enam tahun setelah Moskow menangguhkan penerbangan karena keamanan nasional menyusul kecelakaan pesawat pada 2015.
Penerbangan charter ke Mesir dihentikan oleh Rusia setelah pesawat Metrojet yang membawa turis Rusia kembali dari Sharm el-Sheikh ke St Petersburg pecah di Semenanjung Sinai pada Oktober 2015. Peristiwa ini menewaskan hingga 224 orang.
Rusia menyimpulkan pesawat itu dihancurkan oleh bom. Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan milisi ISIS mengaku bertanggung jawab.
Keputusan Putin mencabut larangan itu akan menjadi keuntungan bagi resor Mesir sepanjang tahun di Sharm al-Sheikh dan Hurghada. Kedua tempat ini telah menarik banyak orang Rusia di masa lalu.
Kairo pun telah menyambut keputusan Moskow. Pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa mereka menantikan kembalinya turis Rusia dengan segera.
Rusia dan Mesir sepakat untuk melanjutkan semua penerbangan dalam pembicaraan melalui sambungan telepon pada April antara Putin dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. "Kerja sama bersama antara kedua belah pihak dalam masalah ini, dan berdasarkan standar keamanan dan kenyamanan yang diberikan untuk kunjungan di bandara tujuan wisata Mesir", kata pernyataan kepresidenan Mesir usai pembicaraan itu.