Jumat 09 Jul 2021 10:44 WIB

Islandia Pertimbangkan Perpendek Jam Kerja

Banyak peserta uji coba berpindah dari kerja 40 jam menjadi 35 jam sepekan.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
imago/All Canada Photos
imago/All Canada Photos

Pekerja di Islandia lebih memilih jam kerja yang lebih pendek dalam sepekan, setelah dua penelitian skala besar menunjukkan jam kerja yang lebih sedikit dapat "secara dramatis" meningkatkan kesejahteraan dan keseimbangan kehidupan kerja mereka.

Dua uji coba massal sudah dilakukan, yang berlangsung dari 2015 hingga 2019. Eksperimen itu menemukan, produktivitas kerja tetap sama atau bahkan meningkat, di sebagian besar tempat kerja yang terdaftar dalam eksperimen.

Para peneliti mengatakan, eksperimen yang dijalankan Dewan Kota Reykjavík dan pemerintah pusat adalah "keberhasilan luar biasa." Sejak uji coba itu berakhir, sekitar 86 persen pekerja sekarang bekerja dengan jam kerja lebih pendek tanpa pemotongan gaji, atau telah mendapatkan hak untuk melakukan itu.

"Pelaksanaan pekan kerja yang lebih pendek di Islandia memberitahu kita bahwa tidak hanya mungkin untuk bekerja lebih sedikit di zaman modern ini, tetapi perubahan progresif juga mungkin terjadi," kata Gudmundur Haraldsson, salah satu peneliti yang terlibat dalam eksperimen itu.

Kesejahteraan yang lebih baik

Eksperimen yang melibatkan lebih dari 2.500 pekerja - lebih dari 1 persen dari seluruh populasi pekerja Islandia - mencakup berbagai tempat kerja, mulai dari taman anak-anak, sekolah, hingga rumah sakit dan kantor hingga penyedia layanan sosial. Banyak peserta uji coba berpindah dari kerja 40 jam sepekan menjadi 35 atau 36 jam sepekan.

Pekerja melaporkan, jam kerja lebih pendek memudahkan mereka untuk melakukan berbagai tugas di sekitar rumah, seperti berbelanja dan membersihkan rumah pada hari kerja. Banyak peserta pria yang mengatakan, mereka dapat mencurahkan lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga, terutama membersihkan rumah dan memasak.

"Ini menunjukkan, mereka siap menjadi pelopor minggu kerja yang lebih pendek - dan pelajaran dapat dipetik untuk sektor lain," kata Will Stronge, direktur penelitian di lembaga think tank Inggris, Autonomy, yang bersama dengan Asosiasi untuk Demokrasi Berkelanjutan ALDA menganalisis hasil uji coba di Islandia.

Opsi empat hari kerja dalam seminggu makin populer

Gagasan tentang empat hari kerja dalam sepekan terus mendapatkan daya tarik di seluruh dunia. Spanyol saat ini sedang melakukan uji coba 32 jam kerja seminggu untuk perusahaan-perusahaan dalam program percontohan. Perusahaan global Unilever telah meluncurkan eksperimen di Selandia Baru, di mana sebagian karyawan diminta bekerja hanya empat hari seminggu dengan gaji penuh.

Di Jepang, pemerintah merekomendasikan agar perusahaan mengizinkan staf mereka memilih opsi empat hari kerja sepekan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Keuntungan bagi perusahaan adalah, perusahaan bisa mempertahankan staf potensial dan berpengalaman, yang mungkin harus meninggalkan perusahaan karena tanggung jawab keluarga.

Di Jerman, serikat pekerja terbesar, IG Metall, menyerukan pekan yang lebih pendek, dengan alasan langkah itu akan menyelamatkan ribuan pekerjaan yang terancam oleh transformasi industri mobil menuju era mobil listrik.

Sebuah studi yang dibuat oleh kampanye 4 Hari Seminggu dari inisatif Platform London menunjukkan, peralihan ke 4 hari kerja dalam seminggu juga bermanfaat bagi lingkungan. Hal itu bisa memperkecil emisi karbon di Inggris sebesar 127 juta ton per tahun, atau setara dengan menghilangkan 27 juta mobil dari jalanan, kata studi itu.

(hp/gtp)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement