REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menjadi tuan rumah dalam pertemuannya dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Kamis (15/7) depan. Pertemuan itu untuk menegaskan kembali hubungan yang 'dalam dan tahan lama' antara sekutu NATO.
Pada Jumat (10/7) juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, dua kepala pemerintah itu juga akan membahas sejumlah ketidaksepakatan. Psaki menambahkan Biden dan Merkel juga akan membahas serangan ransomware yang menyerang perusahaan-perusahaan di AS dan seluruh dunia serta gas pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, proyek yang ditolak AS.
Psaki mengatakan, kunjungan ini menjadi 'kunjungan kerja resmi' yang bertujuan menopang kemitraan kedua negara dan mengidentifikasi cara untuk menguatkan kerja sama. Ini adalah kunjungan Merkel pertama ke Biden, sejak presidan AS itu dilantik Januari lalu.
Merkel yang sedang menjalani masa jabatan keempat mengatakan akan mundur setelah pemilihan umum Jerman September mendatang. Menurut Psaki, Biden akan terus memandang proyek gas pipa Nord Stream 2 sebagai sebuah 'kesepakatan buruk'.
Bulan Mei lalu Departemen Luar Negeri AS menyimpulkan perusahaan yang melaksanakan Nord Stream 2 dan eksekutifnya, Matthias Warnig yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, terlibat dalam aktivitas ilegal sehingga dapat disanksi. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken segera mengabaikan sanksi tersebut dengan mengatakan langkah itu dilakukan demi kepentingan nasional AS.
Pemerintah Jerman mengatakan mereka berharap dapat mengatasi isu Nord Stream 2 pada Agustus. Berlin berharap pertemuan Biden-Merkel dapat mendorong momen penting untuk mencapai kesepakatan.
Hak intelektual
Berlin dan Washington juga berselisih mengenai pengabaian hak intelektual yang dipertimbangkan untuk membantu negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengakhiri pandemi Covid-19. Washington mendukung pengabaian hak intelektual sementara Jerman menentangnya.
Lembaga-lembaga swadaya masyarakat seperti Amnesty International, Public Citizen, Association of Flight Attendants-CWA dan organisasi-organisasi AS lainnya mengirimkan surat ke Biden. LSM itu meminta presiden AS itu untuk menekan Merkel mendukung pengabaian hak intelektual.
"Pertemuan dengan Merkel tidak dapat dianggap sukses kecuali turut memasukan kesepakatan agar Jerman bergabung pada dukungan anda untuk mengabaikan paten dan memprioritaskan kemungkinan untuk mengakhiri pandemi secepatnya," kata organisasi-organisasi tersebut dalam suratnya ke Biden.