REPUBLIKA.CO.ID, SUHZOU – Festival Budaya Indonesia digelar di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, China, pada 9-11 Juli. Acara ini dibuka Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, Jumat (9/7). Hadir pula Konsulat Jenderal RI Shanghai, Deny W Kurnia, dan jajaran pimpinan Huibao Group, tokoh partai, dan pejabat Kota Suzhou.
Festival tersebut digelar di Mall Emerald City di Suzhou. Sosok lain yang juga hadir dalam acara ini adalah pimpinan Kamar Dagang Indonesia (Inacham) di China, kepala Bank Mandiri Shanghai, kalangan profesional, dan pebisnis Indonesia.
Acara ini menampilkan tari-tarian tradisional hingga pameran produk makanan Indonesia. Berbagai produk lain yang ikut dipamerkan adalah produk perusahaan Indonesia yang ada di China seperti Kapal Api, Papatonk, Rusto Tempeh, Yantyty Group, Indofood, Duosus, Caryn Henna Art, Art Coffee, dan DWP KJRI Shanghai.
Selain membuka festival, Djauhari dan Deny juga ikut meremikan pengembangan Emerald City Suzhou (ECS) tahap ke-3, Jumat. ECS adalah kawasan superblock mall, pertokoan dan hotel.
Djauhai menyebutkan, hubungan bilateral RI dan China yang sudah berjalan 71 tahun sejak tahun 1950 telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir.
“Tingkat hubungan kerja sama bilateral kedua negara sudah memasuki jenjang comprehensive strategic partnership, yang utamanya difokuskan tingkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua negara,” kata Djauhari, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (10/7).
ECS merupakan salah satu outbond investment perusahaan property Indonesia di Shanghai “Huibao Group” yang merupakan mitra usaha dari Summarecon dan Mayora. Pembangunan Emerald City Suzhou tahap I dan II telah selesai pada tahun 2006 dan 2016, menjadikan ECS sebagai superblock pertama di Suzhou City.
Pesatnya hubungan kerja sama kemitraan strategis ini telah menempatkan China sebagai mitra perdagangan terbesar Indonesia. Sebaliknya, Indonesia merupakan mitra perdagangan ke-4 terbesar China.
Di sektor investasi, China juga menjadi mitra terbesar kedua investasi di Indonesia. Sinergi kerja sama ini terus dikembangkan oleh kedua negara baik dalam kerangka Belt & Road Initiative (BRI) China dan Global Maritime Fulcrum (GMF) Indonesia.
Total nilai perdagangan Provinsi Jiangsu dengan Indonesia pada 2020 capai 10,37 miliar dolar AS. Ekspor dari Jiangsu ke Indonesia sebesar 5,64 miliar dolar AS atau naik 9 persen. Sedang impor Jiangsu dari Indonesia sebesar 4,73 miliar dolar AS atau naik 3,5 persen dari periode sebelumnya.
Pada periode Januari-Mei 2021, total nilai perdagangan mencapai 5,98 milyar. Ekspor ke Indonesia sebesar 3,03 miliar dolar AS dan impor dari Indonesia sebesar 2,95 miliar dolar AS.
“Meningkatnya ekspor ke Jiangsu memperkecil gap deficit perdagangan dari Indonesia,“ kata Konsul ekonoi KJRI Shanghai, WP Gultom.
Dalam kesempatan berbeda, delegasi Indonesia juga bertemu Walikota Suzhou Li Yaping. Djauhari menyampaikan apresiasi atas kontribusi investasi 30 proyek dari Suzhou di Indonesia. Nilanya mencapai 300 juta dolar AS. Sebaliknya, Li juga mengapresiasi investasi Indonesia di Suzhou yang mencapai 200 juta dolar AS.