REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Covid-19 varian delta yang lebih menular telah menyebar di 104 negara. Hal itu menjadi salah satu faktor melonjaknya kasus dan kematian akibat Covid-19.
“Varian delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus Covid-19 dan kematian,” kata Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman resmi WHO pada Senin (12/7).
Dia mengungkapkan, di tempat-tempat dengan cakupan vaksinasi tinggi, varian delta tetap menyebar cepat. “Terutama menginfeksi orang yang tak terlindungi dan rentan serta terus memberikan tekanan pada sistem kesehatan,” ujarnya.
Ghebreyesus mengatakan di negara-negara berpenghasilan rendah, para tenaga kesehatan berjuang keras untuk merawat pasien-pasien Covid-19 di tengah kurangnya pasokan oksigen serta alat pelindung diri. Menurutnya, vaksin memang bukan jalan keluar tunggal dari pandemi. Namun kehadirannya sangat dibutuhkan. “Ini jelas lebih buruk di tempat-tempat yang memiliki sangat sedikit vaksin, tapi pandemi belum berakhir, di mana pun,” ucapnya.
Dia pun menyoroti masalah kesenjangan global dalam pasokan vaksin. Ghebreyesus berpendapat, saat ini distribusi vaksin masih belum adil dan merata. “Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki persediaan untuk memvaksinasi petugas kesehatan mereka dan yang paling rentan,” katanya.
Sejauh ini, dunia telah mencatatkan dunia sudah mencatatkan 187,23 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia. Sebanyak 3,46 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global.