Selasa 13 Jul 2021 15:53 WIB

China Sumbang Rp 14,46 M untuk Badan Pengungsi Palestina

Dana sumbangan dari China digunakan untuk mendukung bantuan pangan di Jalur Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Warga Palestina menunggu giliran menerima suntikan vaksin virus corona Sputnik V buatan Rusia di klinik UNRWA di Kota Gaza, Rabu (17/3).
Foto: AP/Khalil Hamra
Warga Palestina menunggu giliran menerima suntikan vaksin virus corona Sputnik V buatan Rusia di klinik UNRWA di Kota Gaza, Rabu (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – China menyumbangkan dana sebesar 1 juta dolar AS atau setara Rp 14,46 miliar (dengan kurs Rp14.461 per dolar AS) ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dana tersebut bakal digunakan untuk mendukung bantuan pangan di Jalur Gaza.

“Kami sangat berterima kasih atas kontribusi baru yang murah hati dari China. Dukungan ini merupakan konfirmasi komitmen China terhadap bantuan pangan yang vital dan menyelamatkan jiwa yang diberikan UNRWA untuk lebih dari satu juta pengungsi Palestina di Gaza,” kata Plt Direktur Hubungan Eksternal UNRWA Tamara Alrifai dikutip dari laman kantor berita Palestina, WAFA, pada Senin (12/7).

Baca Juga

Duta Besar China untuk Palestina Guo Wei mengatakan negaranya berkomitmen mendukung UNRWA dan pengungsi Palestina. Dia mengapresiasi UNRWA karena telah berupaya memenuhi kebutuhan para pengungsi Palestina di Timur Tengah selama ini.

“Sejak eskalasi kekerasan terakhir di Gaza, UNRWA telah melakukan segala upaya untuk meredakan krisis kemanusiaan, yang telah mendapat pujian luas,” ujar Guo.

Dia menekankan China selalu mementingkan kerja sama dengan UNRWA. Beijing pun secara aktif merespons setiap seruan kemanusiaan darurat dari badan tersebut.

Awal Juni lalu, UNRWA menyambut keputusan Amerika Serikat (AS) menyalurkan kembali bantuan dana untuknya. UNRWA diketahui mengalami krisis finansial setelah mantan presiden AS Donald Trump menyetop aliran dana rutinnya ke badan tersebut.

Juru bicara UNRWA Sami Mshasha mengungkapkan bantuan baru AS sangat penting untuk lembaganya. Namun dana yang dijanjikan masih di bawah sumbangan reguler Washington ke UNRWA.

“Meski pengumuman pemerintahan (Presiden AS Joe) Biden bahwa mereka akan melanjutkan dukungan kepada UNRWA, hingga akhir 2017 AS adalah donor terbesar kami dengan sumbangan 260 juta dolar AS, yang saat itu mewakili seperempat dari anggaran kami. Tahun ini mereka telah mengumumkan mereka hanya akan memberi kami 150 juta dolar AS untuk layanan reguler serta anggaran reguler kami, serta operasi darurat kami,” kata Mshasha pada 6 Juni lalu.

Dia mengungkapkan dimulainya kembali bantuan AS sangat penting secara politik maupun finansial. Menurutnya, hal itu akan mendorong donor lain melanjutkan tingkat pendanaan yang UNRWA nikmati di tahun-tahun sebelumnya.

Mshasha mengatakan beberapa krisis finansial kian mendalam karena para donor lama memotong atau mengurangi sumbangan mereka. Hal itu terjadi akibat krisis dan kesulitan ekonomi yang ditimbulkan pandemi Covid-19.

“Jadi uang tambahan dari AS pada dasarnya diimbangi oleh fakta dua donor besar lainnya telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi kewajiban tahunan mereka seperti tahun-tahun sebelumnya meskipun kontribusi mereka tetap penting bagi kami,” ujar Mshasha.

Mshasha menekankan secara keseluruhan situasi keuangan UNRWA sangat mengerikan. Hingga kini, UNRWA masih menerapkan langkah-langkah penghematan ketat pada 28 ribu stafnya guna mengatasi defisit anggaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement