Selasa 13 Jul 2021 18:30 WIB

Terlalu Cepat Berlakukan Pelonggaran, PM Belanda Minta Maaf kepada Publik

Terlalu cepat berlakukan pelonggaran, PM Belanda minta maaf kepada publik.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Phil Nijhuis/ANP/picture alliance
Phil Nijhuis/ANP/picture alliance

Pelaksana Jabatan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengakui bahwa pemerintahannya telah membuat kesalahan dengan mencabut sebagian besar pembatasan corona terlalu cepat. Ketika angka infeksi harian COVID-19 kembali meningkat dan mencapai level tertinggi tahun ini, pemerintah Belanda menerapkan kembali pembatasan ketat, termasuk menutup klub malam dan melarang acara besar.

Mark Rutte dan Menteri Kesehatan Hugo de Jonge mengakui bahwa mereka telah mencabut pembatasan terlalu cepat. "Apa yang kami pikir mungkin, ternyata tidak mungkin dalam praktiknya," kata Mark Rutte kepada wartawan, hari Senin (12/07). "Kami membuat penilaian yang buruk, yang kami sesali dan kami minta maaf."

Menteri Kesehatan Hugo de Jonge mengatakan, varian Delta "memiliki efek percepatan. Sayangnya itu disadari dengan melihat ke belakang."

Mark Rutte sebelumnya membela pelonggaran pembatasan corona sebagai "langkah logis". Belanda telah mengalami penurunan angka infeksi harian, dan banyak kapasitas rumah sakit yang kosong. Hal itu mendorong pemerintah melakukan pelonggaran, termasuk mengizinkan klub malam dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.

Namun pada hari Minggu (11/07) otoritas kesehatan Belanda melaporkan lebih dari 9.300 infeksi baru, jumlah infeksi harian tertinggi sejak Desember tahun lalu. Dua minggu sebelumnya, tingkat infeksi harian masih di bawah 500 kasus.

Terutama yang muda terinfeksi, tapi hanya sedikit yang sakit parah

Dalam sebuah surat kepada parlemen pekan lalu, Tim Penanganan Wabah Belanda OMT sudah mengingatkan bahwa peningkatan infeksi lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Kami melihat peningkatan eksponensial dalam jumlah infeksi, khususnya di antara anak berusia 18 hingga 25 tahun," kata OMT dan mencatat bahwa infeksi terutama terjadi di klub malam dan di sektor perhotelan.

Namun, tidak ada peningkatan mencolok dalam kasus di luar kelompok usia tersebut, dan penerimaan di rumah sakit tidak meningkat secara signifikan, tulis OMT. Surat OMT kepada parlemen termasuk saran untuk mempertimbangkan kembali sistem evaluasi pandemi di Belanda, untuk lebih fokus pada tingkat vaksinasi dan jumlah pasien rawat inap.

Pukulan besar bagi pengelola klub malam

Dalam beberapa minggu terakhir, ribuan anak muda mengantre untuk dites COVID-19 karena hasil tes negatif menjadi persyaratan untuk masuk ke banyak tempat. Lebih dari 46% populasi dewasa Belanda telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, dan setidaknya 77% orang dewasa telah menerima setidaknya dosis pertama.

Perusahaan hiburan ID&T, bergabung dengan 30 penyelenggara festival dan acara besar, mengajukan gugatan terhadap pemerintah Belanda. Federasi Penyelenggara Acara Belanda mengatakan mereka "sedih dan marah" tentang keputusan pemerintah untuk menerapkan kembali pembatasan ketat terkait corona.

"Ini terasa seperti pukulan mematikan bagi industri, yang merupakan satu-satunya yang bekerja sama dengan pemerintah untuk menemukan solusi," katanya. Sebelumnya asosiasi sudah melakukan uji coba yang memungkinkan orang menghadiri acara besar tanpa harus menjaga jarak 1,5 meter.

hp/vlz (afp, ap, rtr)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement