REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --- Duta besar Jerman dan Prancis, bersama dengan duta besar Uni Eropa (UE) lainnya, memboikot sebuah upacara perayaan di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem. Menurut Ynet News Israel pada Selasa (13/7), para duta besar UE memboikot acara perayaan Hari Kemerdekaan AS di Yerusalem.
Kedutaan Besar AS mengundang duta besar sejumlah negara yang memiliki kantor kedutaan dan perwakilan di Israel, termasuk duta besar Uni Eropa.
Beberapa duta besar Eropa, termasuk dari Jerman dan Prancis, menolak menghadiri upacara tersebut karena pemerintah mereka tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Selain duta besar Jerman dan Prancis, situs berita Israel mengungkapkan bahwa diplomat dari Rumania, Inggris, Kosovo, Australia, Norwegia, dan Kanada juga tidak hadir.
Pada Desember 2017, mantan Presiden Donald Trump mengumumkan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kemudian pada Mei tahun berikutnya, AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Banyak negara yang menentang keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Di sisi lain Guatemala, Kosovo, dan Honduras juga memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Boikot itu adalah situasi diplomatik yang memalukan bagi AS. Karena pemerintah AS telah membuka lembaran baru dengan UE setelah empat tahun mengalami ketegangan di bawah pemerintahan Trump.
Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah selama beberapa dekade. Palestina bersikeras bahwa Yerusalem Timur, yang diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967 harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.