REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengkritik Jepang karena menyinggung stabilitas di sekitar Taiwan dalam dokumen Pertahanan Jepang 2021. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan Jepang telah mengintervensi urusan dalam negeri China.
Zhao mengatakan Negeri Sakura telah membuat tuduhan tanpa dasar mengenai aktivitas pertahanan dan militer China yang normal. Jepang juga menyalahkan aktivitas maritim sah China dan memainkan apa yang disebut 'ancaman China' dengan tidak bertanggung jawab dan salah.
Zhao mengatakan China mengecam dan menolak tuduhan tersebut. Ia menegaskan kembali Taiwan bagian dari China dan setiap urusan Taiwan dalam urusan internal China. Juru bicara itu menambahkan China tidak akan membiarkan negara mana pun mengintervensi urusan Taiwan.
"China harus dan akan reunifikasi, reunifikasi lengkap China paling bermanfaat bagi keamanan dan stabilitas kawasan," kata Zhao pada Rabu (14/7).
Ia mengatakan Pulau Diaoyu dan pulau-pulau sekitarnya adalah wilayah China. Ia mengatakan Beijing melakukan aktivitas penegakan hukum dan patroli di perairan Diaoyu sesuai dengan hak-hak hukumnya.
Sebelumnya Jepang mengatakan ketegangan militer sekitar Taiwan serta rivalitas teknologi dan ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan China mengancam perdamaian dan stabilitas di Asia Timur. Sementara, Beijing semakin berpengaruh di kawasan.
"Kami perlu memperhatikan situasi dengan perasaan krisis dibandingkan sebelumnya," kata Jepang dalam dokumen pertahanan tahunan mengenai Taiwan, Selasa (13/7) kemarin.
"Terutama persaingan bidang teknologi yang tampaknya akan semakin intens," tambah Tokyo perihal ketegangan AS-China dalam dokumen tersebut.
Dokumen yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga itu menunjukkan China sebagai kekhawatiran utama keamanan nasional Jepang. Negeri Sakura cukup khawatir dengan tingginya aktivitas militer Beijing di sekitar Taiwan baru-baru ini sebab pulau itu dekat dengan rantai kepulauan Okinawa di ujung barat Kepulauan Jepang.