Rabu 14 Jul 2021 23:55 WIB

Simposium Istanbul Soroti Kudeta Gagal di Seluruh Dunia

Pemimpin redaksi bahasa dunia Anadolu Agency mengenang peristiwa-peristiwa malam percobaan kudeta dan perlawanan rakyat Turki pada simposium tersebut - Anadolu Agency

Pemimpin redaksi bahasa dunia Anadolu Agency mengenang peristiwa-peristiwa malam percobaan kudeta dan perlawanan rakyat Turki pada simposium tersebut - Anadolu Agency
Pemimpin redaksi bahasa dunia Anadolu Agency mengenang peristiwa-peristiwa malam percobaan kudeta dan perlawanan rakyat Turki pada simposium tersebut - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Simposium Istanbul yang diselenggarakan pada Selasa membahas kudeta gagal 2016 di Turki yang direncanakan oleh Organisasi Teroris Fetullah (FETO) dan kudeta lainnya di seluruh dunia.

“Upaya kudeta, yang dikalahkan pada 15 Juli, bertujuan untuk mengubah arah dan nasib negara,” kata Mehmet Ozturk, pemimpin redaksi bahasa dunia Anadolu Agency, selama simposium di Istanbul yang menandai lima tahun sejak upaya kudeta pada 15 Juli 2016.

Baca Juga

“Kami sebagai rakyat melakukan perlawanan, dan mereka berhasil dikalahkan. Seperti lembaga lain, Anadolu Agency melakukan tugasnya pada malam kudeta,” kata Ozturk.

Dia menambahkan pada sesi kedua simposium berjudul “Kudeta sebagai Alat Kebijakan Luar Negeri” di mana dia juga membuat presentasi tentang kudeta di Pakistan.

Mengingat malam upaya kudeta, Ozturk mengatakan, "Kami melakukan tugas kami dengan kemampuan terbaik kami pada saat wilayah perumahan dibom dan markas besar badan itu sendiri berada di bawah ancaman dibom."

Saat itu Anadolu Agency tidak mengizinkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat terputus, kata Ozturk.

“Kami juga menyampaikan [berita] perlawanan terhadap kudeta ke seluruh dunia melalui berita, foto, dan rekaman video yang disiarkan di 10 bahasa, terutama Inggris, Arab, Prancis, dan Rusia,” ujar dia.

“Tanpa mengindahkan instruksi yang dikirim oleh para pelaku kudeta melalui faks, kami menyampaikan reaksi sipil tingkat tertinggi ke masyarakat Turki dan dunia,” tekan dia.

“Di antaranya adalah laporan berita kritis bahwa kudeta tidak dilakukan atas instruksi hierarki tentara,” sebut dia.

Ozturk juga mengingat perlawanan di lembaganya tersebut selama malam percobaan kudeta dengan barikade yang dipasang terhadap kemungkinan serangan para junta di markas Anadolu Agency.

Dia juga menguraikan buku-buku yang diterbitkan kantor berita tersebut setelah kudeta yang gagal untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut dalam berbagai bahasa.

“Salah satu contoh paling penting dari ini adalah perkembangan tiap menit, Percobaan Kudeta FETO,” urai dia, merujuk pada buku yang mendokumentasikan kronologi upaya kudeta yang digagalkan dan hari-hari berikutnya.

Menyoroti Turki telah banyak menderita dari kudeta sebelumnya termasuk pada 1971, 1980, dan “kudeta postmodern” tahun 1997, Ozturk menggarisbawahi dirinya berbicara sebagai seseorang yang “mengalami dan menjadi korban” peristiwa kudeta.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di AS Fetullah Gulen merencanakan kudeta yang digagalkan pada 2016, di mana 251 orang tewas dan 2.734 lainnya terluka.

Ankara juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi ke lembaga-lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

Selama sesi yang dimoderatori oleh Talip Kucukcan, ketua Komite Ilmiah Simposium, Ozge Yilmaz dari Universitas Karabuk Turki berbicara tentang peran AS terhadap kudeta di negara-negara Timur Tengah, sementara Hamid Ibrahimi dari Pusat Studi Iran (IRAM) membahas kudeta 1953 di Iran dan peran kekuatan asing.

Sami Al-Arian dari Universitas Sabahattin Zaim Istanbul berbicara tentang kudeta dan pengaruh kekuatan asing di dunia Arab dan Mesir.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/simposium-istanbul-soroti-kudeta-gagal-di-turki-dan-seluruh-dunia/2303741
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement