REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Negara bagian Victoria di Australia, rumah bagi kota terbesar kedua, Melbourne, telah memulai lockdown setelah dua kasus Covid-19 kembali muncul. Wabah terbaru ini menjadikan jumlah total kasus virus di sana menjadi 18 kasus. Ini adalah lockdown kelima bagi Victoria sejak pandemi dimulai dan akan berlangsung hingga Selasa (21/7).
Melbourne sebagian besar menghindari kasus baru meskipun ada wabah di negara tetangga New South Wales, rumah bagi kota terbesar Australia, Sydney.
"Anda hanya mendapat satu kesempatan untuk bekerja keras dan melaju cepat. Jika Anda menunggu, jika Anda ragu, maka Anda akan selalu melihat ke belakang dan berharap Anda telah melakukan lebih awal," kata Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews, dilansir di BBC, Kamis (15/7).
"Saya tidak siap untuk menghindari lockdown lima hari sekarang, hanya untuk dipaksa menjadi lebih lama di kemudian hari," tambahnya.
Penduduk di negara bagian berpenduduk 6,6 juta orang tersebut harus tinggal di rumah kecuali untuk berbelanja makanan, pekerjaan penting, olahraga, dan mendapatkan vaksinasi.
Langkah ini berarti bahwa sekitar 40 persen populasi Australia sekarang berada di bawah perintah tinggal di rumah.
New South Wales juga dalam lockdown lima pekan yang akan berlangsung hingga akhir bulan. Sydney sekarang memiliki sekitar 1.000 kasus, terutama disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.
Australia telah menggunakan lockdown dan pelacakan kontak cepat untuk memerangi virus ketika kasus-kasus telah melanggar kontrol perbatasan yang ketat.
Hanya sekitar 12 persen dari populasi orang dewasa Australia yang divaksinasi lengkap. Kurangnya pasokan, khususnya vaksin Pfizer, membuat banyak yang tidak bisa mendapatkan suntikan hingga akhir tahun.
Peluncuran vaksin telah dipengaruhi oleh keraguan yang meluas seputar vaksin AstraZeneca, menyusul kasus pembekuan darah langka yang terkait dengan suntikan. Australia telah mencatat 911 kematian dan lebih dari 31 ribu kasus Covid-19 sejak pandemi dimulai.