Jumat 16 Jul 2021 04:15 WIB

Kulkas Tenaga Surya Jaga Vaksin Tetap Dingin di Afrika

Lemari es bertenaga surya yang revolusioner terbukti penting dalam upaya vaksinasi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
 Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer BioNTech Covid-19. Lemari es bertenaga surya yang revolusioner terbukti penting dalam upaya vaksinasi. Ilustrasi.
Foto: Song Kyung-Seok / Pool via AP
Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer BioNTech Covid-19. Lemari es bertenaga surya yang revolusioner terbukti penting dalam upaya vaksinasi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SIERRA LEONE -- Amerika Serikat berencana mengirim bantuan vaksin Pfizer ke negara-negara miskin. Namun vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 100 derajat Fahrenheit. Kondisi ini menyulitkan sejumlah negara menyimpan vaksin tersebut.

Salah satunya adalah Sierra Leone. Dengan populasi 7,8 juta, hanya satu freezer yang dapat menawarkan penyimpanan pada suhu tersebut. Freezer itu bertempat di kompleks gudang medis Kementerian Kesehatan di ibu kota Freetown.

Baca Juga

Di Sierra Leone dan negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya, bahkan pendingin biasa pun menjadi tantangan. Hanya sekitar satu dari empat rumah tangga Sierra Leone yang memiliki listrik. Angka ini turun menjadi sekitar enam persen di daerah perdesaan. Negara-negara lain di kawasan ini hanya sedikit lebih baik. Hanya 28 persen fasilitas kesehatan di Afrika Sub-Sahara yang memiliki pasokan listrik yang andal.

Beruntung generasi baru lemari es bertenaga surya yang revolusioner terbukti penting dalam upaya mendatang untuk mengimunisasi warga Sierra Leone dari Covid-19. UNICEF dan GAVI, aliansi vaksin, telah mendorong untuk menyebarkan lemari es ini ke klinik kesehatan di Afrika untuk program imunisasi anak.

Alih-alih menyimpan listrik dalam baterai untuk memberi daya sepanjang malam, sistem yang disebut "penggerak langsung" ini menyimpan dingin. Mereka sangat efisien dan terisolasi dengan baik sehingga dapat tetap dingin selama tiga hari bahkan jika panel surya tidak memasok daya. Kurangnya baterai membuat mereka jauh lebih mudah dioperasikan dan dirawat.

Petugas imunisasi UNICEF di Sierra Leone, Saffa Kamara, memuji lemari es bertenaga surya ini. Dia mengatakan ini jauh lebih baik daripada model tenaga surya sebelumnya, yang bertenaga gas atau bahkan lemari es konvensional menggunakan generator.

"Yang kami butuhkan saat ini adalah lemari es surya [baru] sehingga kami dapat menjangkau daerah yang paling sulit, komunitas yang paling sulit dan mengimunisasi anak-anak," kata Kamara dilansir NPR pada Kamis (15/7).

"Dan ini juga bisa menjadi solusi untuk masalah penyimpanan vaksin Covid-19, terutama untuk vaksin yang tidak memerlukan suhu yang sangat dingin," lanjut Kamara.

Klinik Kesehatan Songo di Provinsi Utara adalah salah satu dari banyak fasilitas kesehatan pemerintah di Sierra Leone yang tidak memiliki listrik. Kepala klinik Mariama Koroma menunjukkan tipe revolusioner kulkas bertenaga surya di Klinik Kesehatan Songo, yang digunakan untuk menyimpan vaksin. Mereka tidak menggunakan baterai tetapi menggunakan sistem "penggerak langsung" untuk menyimpan dingin.

"Semua vaksin yang seharusnya kami gunakan di Sierra Leone, kami miliki di sini," kata Koroma sambil mengintip ke dalam lemari es berdinding tebal.

Sierra Leone sedang dalam tahap awal melakukan vaksinasi Covid-19. Sejauh ini hanya sebagian kecil dari populasi yang telah diimunisasi. Namun karena lebih banyak vaksin tiba, freezer surya baru akan sangat penting untuk memungkinkan dosis didistribusikan, disimpan, dan akhirnya diberikan kepada orang-orang di banyak bagian Afrika dengan listrik terbatas atau tanpa listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement