Laporan korban dampak virus India menggunakan tiga metode perhitungan, yakni data dari sistem pencatatan sipil yang mencatat kelahiran dan kematian di tujuh negara bagian, tes darah yang menunjukkan prevalensi virus di India bersama dengan tingkat kematian global Covid-19, dan survei ekonomi hampir 900 ribu orang dilakukan tiga kali setahun.
Peneliti mengingatkan bahwa setiap metode memiliki kelemahan, seperti survei ekonomi yang menghilangkan penyebab kematian. Sebaliknya, para peneliti melihat kematian dari semua penyebab dan membandingkan data itu dengan kematian di tahun-tahun sebelumnya. Itu adalah sebuah metode yang secara luas dianggap sebagai metrik yang akurat.
Para peneliti juga memperingatkan bahwa prevalensi virus dan kematian Covid-19 di tujuh negara bagian di India yang diteliti mungkin tidak berlaku di seluruh India. Sebab virus tersebut dapat menyebar lebih banyak di negara bagian perkotaan dan perdesaan, dan juga karena kualitas layanan kesehatan sangat bervariasi di seluruh India.
Sementara negara-negara lain juga diyakini kurang menghitung kematian dalam pandemi, India diyakini memiliki kesenjangan yang lebih besar karena memiliki populasi tertinggi kedua di dunia 1,4 miliar. Situasi itu pun rumit karena tidak semua kematian dicatat bahkan sebelum pandemi.